Kita sering mendengar tentang kemajuan di bidang telekomunikasi dengan kemajuan terbaru di bidang telekomunikasi konsumen berupa spesifikasi 5G. Spesifikasi 5G ini menggunakan spektrum frekuensi yang lebih lebar daripada spesifikasi 4G sehingga merupakan sebuah spesifikasi yang lebih lebar daripada 4G. 5G dapat menggunakan frekuensi yang lebih tinggi sehingga dapat digunakan dalam tempat yang ramai. Kecepatan transmisi menggunakan 5G juga dikatakan lebih cepat daripada 4G.
Radio adalah sebuah alat yang memproduksi sinyal radio dengan melakukan modulasi pada gelombang tertentu sedemikian rupa sehingga informasi yang hendak dikirimkan dapat diterima oleh penerima sinyal radio. Pada tahun 2000, jaringan GSM mulai dibuat di Eropa. Sistem ini membangun pada berbagai sistem yang lebih tua seperti SS7 dan DSL yang tidak menggunakan radio dan membawa sistem-sistem tersebut pada gelombang-gelombang radio. Maju 20 tahun dan sistem tersebut sudah mengalami kemajuan yang pesat dari GSM ke UTMS ke CDMA ke LTE dan sekarang 5G NR sudah mulai diteliti, dirancang, dan diterapkan. Untuk mencapai efisiensi dalam bidang komunikasi, kemajuan-kemajuan pesat ini sulit dipahami tanpa pemahaman yang kuat mengenai sistem-sistem yang berhubungan sinyal, suara, dan cara kerja radio. Pada panjang gelombang yang paling pendek, 5G dapat menggunakan frekuensi 24-47 GHz, namun frekuensi tinggi ini dapat dihambat dengan mudah dan tidak bisa merambat jauh sehingga membutuhkan lebih banyak menara dan memiliki sel-sel yang lebih kecil. Hal ini menyebabkan biaya penerapan 5G menjadi sangat mahal. Seperti generasi-generasi sebelumnya, 5G merupakan protokol yang sangat fleksibel dengan handover antar menara yang sangat mulus dan memiliki sistem koreksi error yang sangat efektif.
Revisi baru ke teknologi ini bagaikan membayar sewa setiap minggu dan bukan setiap bulan seperti biasa. Peningkatan kecepatan yang diperoleh dari 5G merupakan hal yang berguna namun berkurangnya area sel menara membuat teknologi ini hampir tidak berguna kecuali untuk tempat-tempat yang sangat padat dan sering penuh dengan orang seperti stadion dan stasiun kereta api yang besar. Teknologi ini lebih menguntungkan pembuat standar dan produsen menara 5G daripada para perusahaan telekomunikasi.
Dengan meningkatnya kebutuhan telepon seluler, teknologi telekomunikasi akan terus mengalami pertumbuhan yang pesat. Dalam 20 tahun ke depan, kecepatan yang lebih tinggi dapat dicapai tanpa kekurangan-kekurangan panjang gelombang yang pendek menggunakan teknik-teknik baru yang melakukan modulasi pada sinyal dengan lebih efisien. Walaupun fungsi telepon masih ada, teknologi yang baru ini akan membuat telepon semakin obsolet dan diperbaharui dengan cara yang lebih efisien dan mampu menghindari masalah-masalah yang sudah ada dalam teknologi telepon yang ada seperti suara yang putus-putus.
Rollout teknologi 5G dimulai dari penyedia layanan telekomunikasi atau karier. Perusahaan-perusahaan ini membeli peralatan 5G, seperti Base Transceiver Station, dari perusahaan-perusahaan penghasil alat-alat telekomunikasi. Investasi yang besar dari perusahaan tersebut ke dalam teknologi yang baru harus di-offset dengan penggunaan teknologi 5G yang lebih tinggi. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan tersebut mendorong rollout perangkat-perangkat yang menggunakan 5G. Pada masa ini, perangkat yang paling mudah dijual ke masyarakat adalah HP. Orang sering mengubah HP setiap 5 tahun bahkan hingga setiap tahun. Pertukaran HP ini menjadi kesempatan yang baik untuk mengiklankan teknologi 5G ke masyarakat. Strategi ini sudah mulai tampak di Indonesia dimana banyak model HP sudah mendukung teknologi 5G. Dengan meningkatnya penggunaan 5G, perusahaan karier akan memperluas jaringan 5G-nya sehingga teknologi 5G semakin mungkin untuk digunakan untuk alat IoT seperti dalam mobil atau drone.
Kemajuan teknologi telekomunikasi akan terus meningkat dan tidak akan mundur. Setelah beberapa tahun, 5G akan memiliki semakin banyak pengguna. Mengetahui hal ini, pemerintahan seharusnya mendorong penggunaan teknologi 5G dan membantu riset-riset yang bergerak di bidang telekomunikasi untuk membuat Indonesia menjadi salah satu pusat kemajuan teknologi. Selama ini, Indonesia masih belum memiliki peneliti yang cukup untuk meneliti teknologi-teknologi yang baru. Hal ini disebabkan populasi yang sangat besar yang menyebabkan mutu edukasi menurun. Masalah ini juga dialami oleh Tiongkok beberapa puluh tahun silam. Solusi mereka adalah untuk mendorong mahasiswa baru untuk keluar ke luar negeri untuk belajar dan mencari ide-ide dan teknologi yang baru untuk diterapkan di Tiongkok. Indonesia dapat mengikuti Tiongkok dengan mendorong mahasiswa baru untuk keluar negeri dan memberikan insentif untuk kembali ke Indonesia untuk melakukan riset, misalnya dengan membangun sebuah lab riset.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H