Lihat ke Halaman Asli

Kemana Putra Putri Ku Harus Melanjutkan pendidikan???

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harus kita akui, bulan Juni dan Juli. Adalah bulan beban,sekaligus kecemasan dan kegelisahan bagi orang tua.Tahun ajaran baru memunculnya tanda tanya tak berujung:",kemana putra-putri kita melanjutan pendidikan yang terbaik untuk masa depan mereka ?"
juga berapa banyak biaya yang di butuhkan, mampukah saya?
dari mana mendapatkannya?
biaya pendidikan itu amat sangat mahal...!!
bagi orang-orang se perti saya...

Syair di atasa merupakan syair kegelisahan orang tua, kemana kah anaknya harus menentukan jalan untuk menempuh dunia pendidikan? di satu sisi anaknya ber keinginan mendapatkan pendidikan yang layak guna bisa menjadi orang yang sukse dan terpandang di masa depan nanti. namun di satu sisi orang tua lah yang sanagat tersiksa batin nya akbiat dari kegelisahan mahalnya pendidikan. namun bagi sebagian orang untuk mendapatkan pendidikan yang mahal sekali pun tidak menjadi masalah yang berarti, akan tetapi bagi sebagian orang ketika mengalami kegelisahan  seperti ini merupakan suatu keadaan yang sangat pelik dan menyakitkan.

apakah sekolah jaman sekarang ini hanya untuk orang kaya saja? bagaimana dengan siswa yang berprestasi? yang mempunyai kemampuan akan tetapi orang tuamya tidak sanggup untuk membayar biyaya pendidikan yang nilainya ratusan juta, untuk memasukan anaknya ke dunia pendidikan supaya anaknya bisa menjadi anak yang sukses di masa depan.

saya merasa sedih dan prihatin akhir akhir ini apabila membaca media cetak dan elektronik ada seorang anak yang berprestasi namun tidak bisa mencicipi indahnya dunia pendidikan, karena dunia pendidikan sekarang lebih mementingkan siapa yang bisa memberikan biyaya suka rela tertinggi.

ingin sekali aku bertemu dengan ibu pertiwi. agar aku bisa bercerita tentang carut marutnya dunia pendidikan di indonesia, namun apalah daya aku tidak bisa bertemu dengan ibu pertiwi. dimana ibu pertiwi? entah lah. yang jelas Ibu pertiwi sedang menangis melihat realita ini.

Oleh Tsar Nabilakanesar




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline