Keluarga merupakan lingkungan terdekat dan paling utama dalam membentuk karakter dan perilaku seseorang. Namun, ketika keluarga mengalami masalah dan terpecah, hal ini dapat berdampak besar terhadap kesehatan mental anggota keluarga, terutama anak-anak. Anak perempuan yang hidup di keluarga broken home seringkali mengalami kesulitan emosional dan psikologis yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka. Salah satu cara untuk melampiaskan perasaan kesal dan frustrasi yang dirasakan oleh anak perempuan tersebut adalah dengan cara melakukan self-harm.
Self-harm merupakan perilaku yang dilakukan dengan sengaja untuk menyakiti diri sendiri. Jenis self-harm yang paling umum dilakukan adalah dengan memotong diri sendiri dengan benda tajam atau mencakar kulit hingga berdarah. Selain itu, ada juga jenis self-harm lainnya seperti memukul atau menendang benda keras, membakar diri sendiri, atau bahkan menelan benda-benda yang berbahaya.
Ada berbagai alasan mengapa anak perempuan yang hidup di keluarga broken home melakukan self-harm. Beberapa di antaranya adalah:
Tidak adanya dukungan sosial dan emosional dari orang tua atau keluarga
Ketika orang tua bercerai atau berpisah, anak perempuan seringkali merasa kesepian dan terasing. Mereka merasa tidak punya tempat untuk membagikan perasaan mereka dan tidak memiliki dukungan emosional dari orang tua mereka. Hal ini dapat membuat anak perempuan merasa terisolasi dan tidak dihargai, sehingga mereka mencari cara lain untuk meredakan perasaan tersebut.
Gangguan kecemasan atau depresi
Kondisi mental seperti kecemasan dan depresi seringkali muncul pada anak perempuan yang hidup di keluarga broken home. Kondisi ini dapat membuat anak perempuan merasa terjebak dalam lingkaran pikiran negatif dan merasa sulit untuk melupakan pengalaman buruk yang mereka alami. Hal ini dapat menyebabkan anak perempuan merasa tidak berdaya dan mencari cara untuk mengatasi rasa sakit yang dirasakan.
Rasa putus asa atau kehilangan harapan
Anak perempuan yang hidup di keluarga broken home seringkali merasa putus asa dan kehilangan harapan dalam hidup mereka. Mereka merasa bahwa tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk mengubah situasi yang mereka hadapi. Hal ini dapat menyebabkan mereka mencari cara untuk melampiaskan perasaan kesal dan frustrasi tersebut.
Trauma dan pengalaman buruk
Anak perempuan yang hidup di keluarga broken home seringkali mengalami trauma dan pengalaman buruk yang dapat memicu self-harm. Pengalaman buruk seperti kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, atau pelecehan emosional dapat meninggalkan bekas luka yang dalam pada anak perempuan tersebut. Hal ini dapat membuat anak perempuan merasa