Meskipun sekolah memiliki peran sentral dalam pengembangan karakter siswa, namun pengaruh yang paling besar terhadap perkembangan siswa berasal dari keluarga.
- Marvin W. Berkowitz and Melinda C. Bier
Sekolah sebagai lembaga pendidikan sosial, mempunyai peran penting dalam menghidupkan karakteristik anak. Sosialisasi terhadap generasi muda terkait karakteristik dan kebajikan perlu ditujukan agar tetap menghidupkan masyarakat yang bermoral dan bersosial.
Selain karena sekolah mempunyai peran penting dalam menghidupkan karakteristik anak, bukan tidak mungkin anak akan tumbuh ke dalam lingkungan yang negatif. Dalam hal ini, lingkungan dan keluarga, khususnya orang tua, mempunyai dampak paling besar terhadap pertumbuhan anak.
Dalam penelitian terbaru Berkowitz & Bier yang berjudul What Works in Characters Education? mereka mengidentifikasi orang tua sebagai faktor penting dalam program pendidikan karakter yang efektif. Terfokus pada partisipasi keluarga terhadap perkembangan sisi non-akademik siswa. Melibatkan diri orang tua memiliki keuntungan, seperti peningkatan prestasi akademik, pengurangan ketidakhadiran, peningkatan perilaku sekolah, memberi motivasi akademik yang lebih tinggi, dan menurunkan tingkat putus sekolah. Namun, situasi saat ini banyak orang beranggapan bahwa sekolah hanya berfokus mendidik siswa hanya dalam sisi akademiknya saja dan mengabaikan perkembangan sosial siswa atau perkembangan emosional.
Dikutip dari sebuah penelitian di AS terdapat tiga cara utama sekolah dapat melibatkan orang tua dalam agenda pengembangan karakternya, sekolah dapat menganggap orang tua sebagai penerima informasi, sebagai mitra, dan sebagai klien.
- Orang Tua sebagai Penerima Informasi
Peran orang tua sebagai penerima informasi dalam perkembangan pendidikan karakter anak sangat penting. Dengan memanfaatkan buletin, situs web, dan platform komunikasi lainnya dari sekolah, orang tua dapat mendapatkan informasi yang diperlukan untuk mendukung perkembangan karakter anak di rumah. Mereka dapat mengadopsi nilai-nilai karakter yang diajarkan, membantu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, dan memberikan dukungan yang konsisten untuk perkembangan karakter yang positif, sehingga membangun sinergi antara sekolah dan rumah dalam membentuk karakter anak.
- Orang Tua sebagai Mitra
Orang tua perlu menjalin kemitraan dengan sekolah karena mereka juga berperan sebagai pendidik, terutama dalam membentuk karakter anak. Sebaliknya, guru bertindak sebagai loco parentis atau pengganti orang tua ketika siswa berada di bawah pengawasan mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Wentzel menunjukkan bahwa kebanyakan guru yang efektif menggunakan strategi pengasuhan. Ada berbagai program klasik dan tradisional digunakan untuk mendukung pendidikan karakter, yaitu dengan melibatkan orang tua. Keterlibatan orang tua mencakup dukungan dalam pekerjaan sekolah, bantuan tugas rumah, dan dukungan ekstrakurikuler. Meskipun demikian, kemitraan sejati di mana orang tua bergabung dengan personel sekolah sebagai pembuat, pengelola, dan penyampai pendidikan karakter masih jarang terjadi. Walau begitu, beberapa lembaga pendidikan mengakui orang tua sebagai aset berharga dengan keahlian yang mereka miliki.
- Orang Tua sebagai Klien
Sekolah dapat mengadopsi metode lain untuk mempengaruhi orang tua dengan cara yang berdampak positif pada pendidikan karakter anak-anak, yaitu melibatkan mereka sebagai narasumber. Banyak sekolah menyelenggarakan pelatihan bagi orang tua mengenai topik yang relevan dengan pengasuhan anak, seperti pendekatan disiplin yang positif, pencegahan intimidasi, dan perilaku berisiko. Pelatihan ini dapat berupa video yang akan mengajarkan tentang penerapan keterampilan sosial dan emosional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H