Laporan keuangan rata-rata disusun berdasarkan asumsi dasar bahwa perusahaan akan terus beroperasi dan menjalankan bisnis di masa mendatang. Asumsi dasar kelangsungan usaha sangat penting dalam melatarbelakangi penyajian laporan keuangan yang benar, agar para pengguna informasi yang disajikan tidak tertipu.
Oleh karena itu, baik penyusun maupun editor laporan keuangan harus selalu sadar dan waspada terhadap kelangsungan kegiatan usaha, terutama ketika muncul permasalahan keuangan, fenomena atau peristiwa yang mengancam sektor perekonomian tertentu, atau bahkan indikator yang secara khusus mengancam perusahaan.
Dalam menilai kelangsungan usaha perusahaan, manajemen mempertimbangkan seluruh informasi relevan di masa depan setidaknya dua belas bulan setelah akhir periode pelaporan. Tingkat penilaian tergantung pada keadaan dan kenyataan, jika pada awalnya perusahaan tetap memperoleh keuntungan komersial dan sumber keuangan cukup dapat diandalkan, maka penilaian umumnya tidak memerlukan analisis yang terlalu rinci.
Namun, ketika perusahaan mengalami kerugian yang signifikan dan sumber pendanaan di masa mendatang sangat tidak pasti, atau ketika muncul peraturan atau terjadi transaksi keuangan seperti devaluasi mata uang yang dapat mengancam kelangsungan bisnis perusahaan, manajemen harus bersikap hati-hati dan dengan cermat menilai kelangsungan usaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H