Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan Kewarganegaraan Di Era Digital

Diperbarui: 16 Oktober 2022   15:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan Kewarganegaraan Di Era Digital

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan Kewarganegaraan di era digital sudah seharusnya ada dan diterapkan di berbagai institusi pendidikan di Indonesia. Era digital merupakan kondisi zaman ataupun kehidupan yang dimana semua aktivitas atau kegiatan yang mendukung kehidupan dipermudah dengan adanya teknologi. Era digital menggantikan beberapa teknologi di zaman dahulu yang disesuaikan dengan zaman sekarang agar menjadi lebih praktis dan juga modern. Era digital membuahkan perkembangan teknologi di berbagai macam bidang. Pendidikan era digital dilakukan sebagai pengupayaan sumber daya manusia di Indonesia. Karena pentingnya sumber daya manusia modern di era digital.

Dibalik banyaknya keuntungan dan hal postitif yang dihasilkan dari era digital, sebaliknya banyak hal-hal atau dampak negative yang dihasilkan dari perkembangan pendidikan kewarganegaraan di era digital. Dibalik banyaknya aspek pembelajaran kewarganegaraan seperti, rasa nasionalis, integritas bangsa, dan rasa kemandirian. Ada satu hal yang tidak bisa kita pelajari dari teknologi atau era digital, yaitu rasa kemanusiaan dan moral. Bagaimana era digital bisa mempunyai batasan, mendampingi para peserta didik di dalam pembelajaran. Di beberapa aspek pembelajaran seperti, rasa nasionalis, gotong royong, integritas bangsa, dan rasa kemanusiaan, hal-hal ini juga mempunyai tantangan tersendiri dalam penerapannya. 

Tantangan dalam pembelajaran pendidikan kerwaganegaraan di era digital salah satunya adalah pihak pengajar maupun peserta didik sebelumnya harus dapat mengetahui bagaimana pengerjaan yang berhubungan langsung dengan teknologi. Kemajuan teknologi kemungkinan sudah bisa dirasakan pihak pengajar dan peserta didik di kehidupan sehari-hari, salah satu contohnya adalah penggunaan smartphone. Era digital juga harus dihadapi dan disikapi dengan serius, harus bisa menguasai dan mengatur peran teknologi itu sendiri dengan bijak dan baik agar Pendidikan kewarganegaraan di era digital bisa membawa manfaat bagi keberlangsungan pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.

Potensi penyalahgunaan teknologi di era digital juga akan berdampak buruk bagi kehidupan kewarganegaraan, norma-norma, dan juga komunikasi. Jadi kita diharuskan untuk bertindak tegas dan memilah hal buruk dan hal baik untuk kita terapkan di kehidupan pembelajaran maupun sehari-hari.

BAB II

ANALISIS ATAU PEMBAHASAN

Rasa nasionalisme bangsa Indonesia dikalangan kaum millennial Indonesia mengalami krisis. Semangat dan rasa nasionalisme kaum millennial di Indonesia dianggap cenderung kasar dan terkadang menganggap remeh rasa nasionalisme itu tersendiri. Kaum millennial dianggap kasar saat mengkritik pemerintahan di Indonesia (contohnya mereka menggunakan bahasa yang kurang baik saat mengkritik postingan di kolom komentar, yang di dalam postingan tersebut sang penulis atau author sedang mengkritik pemerintah Indonesia di salah satu platform media social yaitu Instagram) dengan pengguna aktif Instagram sebanyak 99,9 juta orang atau akun pengguna aktif Instagram, beberapa dari mereka kemungkinan masih belum menggunakan media tersebut dengan benar. 

Mereka sebenarnya masih memiliki rasa nasionalisme namun tidak di impelemtasikan dengan baik. Hal ini menjadi tantangan bagi para pendidik untuk lebih bisa berkreasi dalam melakukan pembelajaran kepada kaum millennial. Dengan teknologi yang ada di era digital ini, diharapkan para pendidik bisa memanfaatkan teknologi untuk kelancaran pembelajaran. Hal ini juga menjadi tujuan untuk meningkatkan budi pekerti dan juga untuk memberikan landasan bagi negara untuk mencerdaskan generasi muda, sehingga menjadi generasi bangsa yang berpartisipasi secara aktif dan efektif untuk masa depan negara.

Integritas bangsa dikalangan pemuda atau kaum millennial perlu mendapatkan penerapan nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme sejak dini agar nilai-nilai tersebut dapat dipahami dengan baik untuk kehidupan pribadi maupun social (menurut Suwito 2014). Integritas bangsa diperlukan untuk menanggulangi masalah atau konflik yang terjadi di Indonesia. Penerapan integrasi bangsa sempat terhambat di era pandemic covid-19 dimana karakter dan nilai-nilai luhur bangsa terhambat karena kurangnya aspek komunikasi langsung.

Kemandirian mahasiswa atau pelajar sangat berperan penting untuk meningkatkan kemandirian belajar, berpikir kritis, dan juga prestasi mahasiswa atau pelajar. Selain keunggulan prestasi peserta didik juga diharapkan memiliki rasa kemanusiaan dan morlitas yang tinggi yang diharapkan kedua aspek ini akan saling berkelanjutan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.

Di balik banyaknya proses keberlangsungan pembelajaran di era digital diharapkan para pengajar maupun pembelajar dapat menguasai teknologi dengan baik dan terhindar dari informasi-inofrmasi yang tidak valid ataupun hoax yang semakin hari semakin tidak terkendali. Kredibilitas informasi juga perlu diperhatikan dalam setiap pengambilan informasi, menurut Kemenkominfo menyebutkan bahwa ada sekitar 800.000 situs di Indonesia yang telah terindikasi sebagai penyebar informasi palsu atau hoax.

BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan dari beberapa aspek yang telah saya analisis yaitu kurangnya rasa nasionalisme para pelajar atau kaum millennial di era digital kerena cenderung lebih terkesan tidak etnis dalam menggunakan bahasa di media sosial dalam beropini. Sebenarnya mereka pasti mempunyai rasa nasionalisme tetapi mereka masih belum bisa menerapkan nya dalam beropini di sosial media dengan baik. Mungkin mereka butuh arahan agar tidak terlewat jalur sebab para kaum millennial memerlukan cara untuk memanfaatkan teknologi digital di era saat ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline