Lihat ke Halaman Asli

tsalis fitria

Mahasiswi UNISNU Sabtu-Ahad, Rakyat Korea Senin-Jum'at

Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Melawan Gerakan Intoleransi di Indonesia

Diperbarui: 6 Januari 2023   20:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM MELAWAN GERAKAN INTOLERANSI DI INDONESIA

Nama : Aini Salisul Fitria . NIM : 221410000797. Prodi Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhsiyyah) . Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara.

Dosen Pengampu : Dr. Wahidullah, S.H.I., M.H . Mata Kuliah Ujian : Pancasila.

Dalam kehidupan sehari-hari nilai-nilai pancasila senantiasa membersamai masyarakat dalam segala aspek kehidupan sosial maupun pribadi, terutama dalam sikap toleransi dan tenggang rasa antar sesama manusia. 

Namun, seiring berjalannya waktu sikap toleransi di Indonesia semakin luntur akibat globalisasi dan perubahan zaman, akibatnya, sikap intoleransi atau kesenjangan antar sosial pun semakin merebak dan tak dapat dihindari. 

Indonesia Sendiri pun memiliki semboyan yang sudah tidak asing lagi yakni Bhinneka Tunggal Ika yang memiliki arti berbeda- beda tetapi tetap satu Jua, Sebagai negara yang terdiri dari puluhan ribu pulau serta beragam Ras, Suku, Agama, Bahasa dan Budaya sudah sepatutnya bagi masyarakat Indonesia untuk saling menghargai dan menghormati sesama supaya bisa menekan sikap Intoleransi dalam berkehidupan.

Intoleransi merupakan antonim dari Toleransi, Toleran menurut Cohen (2004) adalah tindakan yang disengaja oleh aktor dengan berprinsip menahan diri dari campur tangan (menentang) perilaku mereka dalam situasi keragaman, sekalipun aktor percaya dia memiliki kekuatan untuk mengganggu (Cohen 2004, hal.69). 

Sedangkan Intoleransi menurut KBBI adalah Ketiadaan tenggang rasa. Adapun menurut Hunsberger (1995), Intoleran adalah tindakan negatif yang dilatari oleh simplifikasi-palsu, atau "prasangka yang berlebihan" (over generalized beliefs). 

Prasangka semacam ini memiliki tiga komponen; 1) Komponen Kognitif mencakup stereotip terhadap "kelompok luar yang direndahkan"; 2) Komponen Afektif yang berwujud sikap muak atau tidak suka yang mendalam terhadap kelompok luar; dan 3) Komponen tindakan negatif terhadap anggota kelompok luar, baik secara inter personal maupun dalam hal kebijakan politik-sosial ( Hunsberger's, 1995:113-29).

Adapun di antara contoh sikap Intoleransi yaitu : (1) Tidak menghargai dan menghormati hak orang lain. (2) Diskriminasi atau membeda-bedakan orang berdasarkan suku, Agama, ras, gender, budaya dan lain-lain. (3) Mengganggu kebebasan orang lain baik dalam memilih agama, keyakinan, politik, dan memilih kelompok. (4) Memaksakan kehendak pada orang lain. (5) Membenci dan Menyakiti perasaan orang yang berbeda pandangan ataupun pendapat. (6) Hal-hal yang bersifat merugikan bagi orang lain.

Untuk menyikapi hal-hal tersebut, pancasila memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini, karena sikap toleransi sendiri sudah mencerminkan kesemua nilai yang terkandung didalamnya, yang pertama berketuhanan Yang Maha Esa, masyarakat yang mengamalkan sila ini sudah pasti ketika ia akan melakukan suatu perbuatan ataupun ucapan yang sekiranya menyakiti pihak lain atau tidak menghormati pihak lain ia akan meredam hal itu karena tahu bahwa tuhannya selalu mengawasinya, karena ia tahu bahwa tuhan sendiri pun menciptakan manusia dengan keberagamannya supaya saling mengenal dan berbuat baik tidak untuk saling menyakiti dan memusuhi antara satu dengan yang lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline