Pantai Teluk Labuan Pandeglang pernah menyandang status sebagai pantai terkotor no.1 di Indonesia dan viral setelah adanya gerakan pembersihan sampah massal yang di pelopori oleh komunitas peduli lingkungan, Pandawara Group.
Pandawara Group merupakan sebuah komunitas anak muda di Indonesia yang belakangan ini viral akibat gerakan peduli sampah yang seringkali di lakukan di berbagai wilayah di Indonesia, khususnya di wilayah-wilayah seperti pantai, sungai, dan danau.
Pada hari Minggu, 21 Mei 2023 lewat postingan instagram @pandawaragroup tampak mereka membagikan video keadaan Pantai Labuan, Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten yang dipenuhi oleh tumpukan sampah.
Ratusan masyarakat, termasuk siswa-siswi SMPN Labuan dan Aparat Negara seperti TNI dan POLRI serta relawan turut ikut serta dalam pembersihan sampah pada Pantai Teluk Labuan Pandeglang pada hari Senin, 22 Mei 2023 dan Selasa 23 Mei 2023. Pandawara, masyarakat, aparat negara serta relawan berhasil mengumpulkan 1.200 kantong plastik selama 2 hari pelaksanaan pemungutan sampah massal di Pantai Teluk Labuan Pandeglang, Banten.
Sayangnya, Pantai Teluk Labuan Pandeglang akhir-akhir ini kembali viral bukan karena kebersihannya namun dikarenakan kondisi pantai yang kembali kotor dan dipenuhi oleh sampah terutama di sepanjang bibir pantai.
Kepala Desa Teluk, Sofyan Hadi, mengatakan bahwa sampah yang muncul bukanlah sampah baru, melainkan sampah lama yang tidak terbawa pada saat Pandawara Group melakukan gerakan peduli sampahnya. Ia berpendapat karena tingginya sampah di wilayah tersebut maka wajar saja jika tidak semua sampah bisa terangkut.
Masyarakat setempat sudah tidak lagi membuang sampah di laut, sampah yang muncul berasal dari aliran Sungai Cipunten Agung dan Sungai Caringin.
"Ketika hujan besar, akhirnya sampah dari sungai terbawa ke muara. Namanya teluk, dia bentuknya cekung jadi sampah dari daerah mana-mana dengan mudah bisa bertumpuk di teluk, tidak akan keluar lagi", ucap Sofyan Hadi.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang mengatakan bahwa 90% sampah yang berada di Pantai Teluk Labuan Pandeglang berasal dari berbagai daerah, contohnya sungai Cipunten dan Caringin. Sedangkan 10% nya berasal dari aktivitas masyarakat, seperti kegiatan pasar kuliner dan kegiatan pelelangan ikan yang ada di dekat pantai.
Sejak kembali kotornya Pantai Teluk Labuan Pandeglang pada bulan April tahun 2024, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pandeglang mengadakan pembersihan sampah di pantai bersama dengan elemen masyarakat.
Kepala Desa Pandeglang, Winarno, mengatakan perlu adanya pembaharuan dalam memanajemen sampah, tak lagi melakukan pendekatan biasa, harus ada upaya serius yang menggabungkan semua pihak. Misalnya, pencemaran yang melalui daerah aliran sungai (DAS) untuk meminimalisir masuknya sampah dari aliran sungai yang lain, dan perlunya pembentukan Badan Kerja Sama Antar-Desa (BKAD) ini perlu dibentuk dan didorong untuk mengawal Sungai Cipunten Agung sekaligus sebagai wadah untuk mengatur perencanaan perihal pembersihan sampah di masing-masing desa/wilayah.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang telah menambahkan infrastruktur berupa tempat sampah di kawasan Pantai Teluk Labuan Pandeglang. Pemkab juga sudah melakukan edukasi berupa sosialisasi pada masyarakat sekitar perihal pentingnya menjaga kebersihan pantai.
Meskipun demikian, kondisi Pantai Teluk saat ini masih memprihatinkan karena masih banyak sampah yang tertumpuk di bibir pantai. Oleh karena itu, komitmen dari masyarakat dan pemerintah sangatlah dibutuhkan agar dapat bisa bekerja sama secara berkelanjutan untuk mengelola Pantai Teluk Labuan Pandeglang, Banten.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H