Indonesia adalah negara multikultural yang terdiri atas berbagai bangsa, suku, agama, bahasa, ras dan lain sebagainya. Indonesia juga dikenal sebagai negara dengan jumlah pemeluk agama islam terbesar ke-2 di dunia, hal ini menyebabkan nilai-nilai keislaman memiliki peran penting dalam pembentukan integritas bangsa, tak terkecuali di Pulau Bali. Meskipun penduduk di Bali mayoritas beragama hindu, namun terdapat komunitas Muslim yang signifikan telah berakar di pulau ini.
Di tengah mayoritas penduduk beragama Hindu, terdapat komunitas Muslim yang hidup berdampingan. Proses pengintegrasian nilai luhur bangsa dengan ajaran Islam di Bali menunjukkan bagaimana harmoni dapat terwujud dalam keanekaragaman. Keberadaan Islam di Bali tak terlepas dari sejarah masuknya ajaran Islam melalui jalur-jalur yang sangat lekat dengan masyarakat lokal yakni perdagangan. Melalui interaksi sosial inilah nilai-nilai Islam mulai menyatu dengan budaya Bali, menciptakan nuansa yang saling melengkapi.
Keberadaan masjid dan pura yang berdampingan di beberapa wilayah menunjukkan bahwa masyarakat Bali mampu hidup berdampingan dengan damai. Melalui dialog antaragama, mereka dapat saling memahami ajaran dan tradisi masing-masing, yang pada akhirnya memperkuat kerukunan. Salah satu nilai luhur bangsa yang sangat dijunjung di Bali adalah toleransi. Contoh nyata dari sikap toleransi di Bali dapat terlihat dalam perayaan hari besar keagamaan, misalnya saat hari pertama salat tarawih di tahun 2024 kemarin yang bertepatan dengan Hari Raya Nyepi, saat itu umat muslim di Bali ikut berpartisipasi dalam menciptakan keheningan bagi umat hindu dengan cara tidak menggunakan pengeras suara saat azan selama seharian penuh. Pelaksanaan salat tarawih dilakukan di rumah masing-masing atau masjid dan mushola terdekat namun tanpa pengeras suara dan penerangan lampu harus dibatasi, serta para jama'ah dilarang menggunakan kendaraan bermotor menuju tempat salat. Hal ini menunjukkan salah satu nilai luhur bangsa yakni toleransi yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Bali.
Diintegrasikannya nilai-nilai luhur bangsa dalam membangun karakter masyarakat bali adalah suatu cara hidup yang berkembang dan diwariskan dari generasi ke generasi sehingga dicapai kehidupan yang bahagia dan harmonis antar umat beragama. Untuk mencapai hal tersebut tentunya tak lepas dari pendidikan karakter yang diajarkan sedari dini, baik dilingkungan masyarakat maupun sekolah. Pendidikan karakter yang ditanamkan kepada generasi muda bertujuan untuk membentuk nilai, sikap, dan perilaku yang selaras dengan norma serta nilai luhur bangsa. Ini tidak terlepas dari ideologi negara, yaitu Pancasila, yang merupakan dasar utama dalam proses pendidikan karakter di semua sekolah.
Generasi muda memang memegang peranan krusial dalam proses integrasi nilai-nilai luhur dan ajaran Islam di Bali. Dengan pendidikan yang lebih terbuka dan pemahaman yang lebih luas mengenai keberagaman, mereka dapat menjadi agen perubahan. Program-program yang melibatkan pemuda dari berbagai latar belakang agama sering kali menghasilkan ide-ide kreatif untuk mempromosikan kerukunan dan kerja sama antarumat beragama. Melalui inisiatif ini, generasi muda Bali berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih inklusif.
Keberagaman agama dan budaya di Bali bukan menjadi penghalang, melainkan justru menjadi kekuatan yang menyatukan masyarakat. Integrasi nilai-nilai luhur bangsa dan Islam di Bali ini menjadi contoh yang inspiratif bagi dunia, bahwa keberagaman dapat hidup berdampingan secara harmonis jika dilandasi oleh toleransi, saling menghormati, dan nilai-nilai kemanusiaan. Keberagaman agama dan budaya di Bali bukanlah sebuah kebetulan. Hal ini merupakan hasil dari proses sejarah yang panjang, di mana berbagai pengaruh budaya saling bercampur dan membentuk sebuah identitas yang unik. Nilai-nilai toleransi dan saling menghormati yang telah tertanam sejak lama menjadi pondasi bagi terjalinnya hubungan yang harmonis antar umat beragama.
Meskipun banyak kemajuan telah dicapai dalam integrasi nilai luhur dan ajaran Islam di Bali, masih terdapat tantangan yang harus dihadapi. Salah satu tantangan utama adalah pemahaman yang kurang akurat tentang ajaran agama satu sama lain. Kesalahpahaman ini dapat memicu ketegangan dan konflik, yang berpotensi merusak hubungan harmonis yang telah dibangun. Untuk mengatasi tantangan ini, peningkatan dialog antaragama menjadi sangat penting. Forum diskusi, seminar, dan acara lintas agama dapat memberikan ruang bagi umat beragama untuk saling mengenal, mendalami ajaran masing-masing, dan mengatasi stereotip. Melalui interaksi yang terbuka, komunitas dapat membangun kepercayaan dan mengurangi ketegangan.
Keberagaman agama dan budaya di Bali memberikan banyak pelajaran berharga bagi dunia. Keberagaman tidak perlu menjadi sumber konflik karena dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan, kita dapat hidup berdampingan secara damai. Nilai-nilai luhur seperti toleransi, kasih sayang, dan gotong royong adalah kunci untuk membangun masyarakat yang harmonis. Agama dapat menjadi kekuatan pemersatu, bukan pemisah, dalam konteks global yang semakin kompleks. Pesan harmoni dari Bali sangat relevan di tengah maraknya konflik yang dipicu oleh perbedaan agama dan budaya. Namun, Bali menunjukkan bahwa hidup berdampingan secara damai tentunya dapat terjadi. Dengan belajar dari pengalaman Bali, kita dapat membangun dunia yang lebih toleran, inklusif, dan damai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H