Lihat ke Halaman Asli

Peran Fiksi Sejarah dalam Menceritakan Kembali Masa Lalu

Diperbarui: 25 Desember 2024   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                        

Jika novel sejarah bisa membangkitkan minatmu, carilah fakta, sejarah, riwayat hidup, dan keterangan saksi yang sudah tersedia. Semua itu menjadi bahu tempat fiksi sejarah bersandar. (Ruta Sepetys dalam buku Salt to The Sea)

Sejarah merupakan komponen yang pasti ada dalam kehidupan setiap manusia. Sejarah sangat penting untuk diketahui dan dipelajari karena merupakan cerminan dari perjalanan umat manusia, yang memungkinkan kita untuk memahami asal-usul, perkembangan, dan dinamika masyarakat serta budaya dan juga sebagai pembelajaran dari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu. Meskipun penting, di Indonesia sendiri yang negaranya kaya akan sejarah masih banyak orang yang jenuh bahkan cenderung malas ketika mempelajari sejarah. Beberapa faktor kenapa orang-orang malas mempelajari sejarah adalah karena kurangnya minat dalam mempelajari sejarah dan pembelajarannya yang monoton juga membosankan. Mempelajari sejarah bisa dengan berbagai cara, yang pertama bisa dari sumber sejarah faktual seperti dokumen, arsip, dan lainnya yang memberikan gambaran rinci terhadap peristiwa sejarah dan yang kedua melalui interpretasi fiksi sejarah. Fiksi sejarah mempunyai peran penting dalam mengungkapkan peristiwa sejarah dan menambah kecintaan kita terhadap sejarah. Esai ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana peran fiksi sejarah dalam menceritakan kembali masa lalu dengan cara yang lebih emosional dan mudah dipahami.

Apa itu fiksi sejarah?

Fiksi sejarah merupakan salah satu genre sastra yang menggabungkan peristiwa sejarah yang nyata dengan elemen fiksi yang imajinatif. Secara definisi, fiksi sejarah adalah adalah cerita fiktif yang di dalamnya terdapat unsur-unsur sejarah, baik itu orang, peristiwa, atau latar yang memainkan peran utama. Galda dan Cullinan (2002) sebagaimana dikutip dalam Groce dan Groce (2005) menggambarkan sejarah fiksi sebagai genre berbeda yang terdiri dari "cerita imajinatif yang didasarkan pada fakta masa lalu kita". Format yang sering digunakan dalam fiksi sejarah adalah fiksi semu dan fiksi gabungan. Fiksi sejarah merupakan genre yang tidak begitu populer karena sering dianggap kurang akurat atau otentik dalam periode sejarahnya dan kurangnya minat terhadap sejarah yang bisa jadi dianggap membosankan atau sulit dipahami bagi mereka yang tidak tertarik dengan topik tersebut.

Menjadikan Fiksi Sejarah sebagai Jembatan Masa Lalu dengan Masa Kini

Fiksi sejarah membantu menghadirkan kembali peristiwa-peristiwa masa lalu dengan cara membawa cerita lebih hidup dan mudah dipahami. Dua poin penting dalam karya sastra yang berlatar sejarah adalah sejarah sebagai sebuah peristiwa nyata yang benar-benar terjadi berperan sebagai ide dan sastra sebagai imajinasi yang mengekspresikan emosi dan alam khayal (Awwalin, 2023). Menggabungkan imajinasi dengan kenyataan membuat pembaca lebih mudah untuk ikut merasakan suasana, konflik, dan emosi pada saat itu. Contoh karya sastra yang berhasil membawa pada pembaca ke dalam sejarah melalui tokoh fiktif adalah Laut Bercerita karya Leila S. Chudori, All The Light We Cannot See karya Anthony Doerr, Salt to The Sea karya Ruta Sepetys, The Book Thief karya Markus Zusak dan masih banyak lagi.

Membuka Perspektif Baru tentang Sejarah

Fiksi sejarah membuka persfektif baru tentang sejarah yang jarang terungkap dalam catatan sejarah resmi, termasuk suara-suara dari kelompok minoritas atau individu yang sering terlupakan yang mengalami dilema moral dan sosial. Seperti dalam buku Salt to The Sea karya Ruta Sepetys yang menceritakan tragedi tenggelamnya kapal Wilhelm Gustloff yang jarang dibahas dalam Sejarah. Melalui persfektif pengungsi yang terlupakan yaitu orang-orang biasa yang terperangkap dalam gelombang kekerasan dan kehancuran yang terjadi di Eropa pada akhir perang buku ini bisa menggerakan emosional dan hati pembaca.

Fiksi Sejarah sebagai Sarana Pendidikan dan Pembelajaran

Fiksi Sejarah bisa menjadi alternatif dalam pembelajaran sejarah, dimana manusia bisa terhubung dengan informasi sejarah dengan narasi yang mudah dimengerti karena penggunaan bahasa yang tidak kaku disertai dengan plot dan pendalaman karakter yang bisa memikat pembaca.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline