Lihat ke Halaman Asli

tsabitah rifah nur rahmah

Mahasiswa universitas Airlangga

Buang Sampah Semakin Gemar Sumber Air Kian Tercemar

Diperbarui: 6 Juni 2022   07:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Air sungai masih menjadi salah satu sumber air baku untuk konsumsi masyarakat. Namun, kondisi air sungai tak semuanya masuk kategori baik atau layak konsumsi. Kendati telah diolah oleh PDAM (perusahaan daerah air minum), faktanya kualitas air masih banyak dikeluhkan masyarakat. 

Direktur Konsorsium Lingkungan Hidup, Imam Rochani menjelaskan, betapa buruknya kualitas air sungai yang telah disebabkan oleh faktor limbah. Misalnya limbah rumah tangga berupa cairan detergen, minyak, sampah organik hingga sampah anorganik yang sering dibuang langsung ke sungai. 

Selain itu, limbah dari industri hingga limbah dari pertanian kian memperburuk kondisi kualitas air sungai. Di Kali Surabaya, kata Imam, yang merupakan hilir dari Kali Brantas kualitas airnya paling berbahaya dan cukup memprihatinkan. Indikator sederhana yang digunakannya yakni dari kian banyaknya populasi ikan sakarmut atau pembersih kaca yang notabene pemakan sampah dan limbah (KOMINFO, 2015). 

Tingginya pencemaran air yang berdampak pada tercemarnya pula sungai membuat banyak dampak yang sangat serius, contohnya akan menyebabkan bencana alam banjir di lingkungan sungai. 

Banjir merupakan fenomena alam yang sering terjadi namun jika hal ini terus menerus terjadi maka akan memberikan pengaruh serius mengenai kebersihan lingkungan. Tidak hanya itu, banjir bisa menyebabkan rumah rubuh, harta benda rusak, kehilangan tempat tinggal, penyakit diare dan penyakit lainnya. Dampak dalam jangka panjang sangat mungkin terjadi krisis air bersih.

Hal tersebut merupakan suatu peristiwa meresahkan, pemerintah harus mengambil langkah yang serius untuk menangani tercemarnya air sungai. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi hal tersebut. 

Pemerintah bisa memfasilitasi masyarakat untuk menambah pengetahuan tentunya dengan memberikan sosialisasi dan edukasi tidak hanya di satu daerah tetapi juga bisa menyeluruh sehingga seluruh masyarakat paham mengenai sosialisasi dan edukasi yang diberikan. 

Sosialisasi dan edukasi yang dapat diberikan contohnya yakni sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan, pentingnya membuang sampah pada tempatnya, dampak pencemaran lingkungan, dan penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran lingkungan khususnya air sungai. 

Topik topik tersebut dapat diangkat dan dikemas menjadi suatu bentuk yang dapat menarik minat masyarakat dalam mengambil poin penting bahwa segala kegiatan untuk mencemari sungai merupakan tindakan yang berbahaya. 

Bentuk kemasan yang mungkin akan menjadikan masyarakat akan pentingnya menjaga air demi kehidupan yakni menggunakan talkshow acara televisi yang membicarakan mengenai lingkungan dengan pembicara yang menarik hati masyarakat, kemudian juga bisa dilakukan dengan menggunakan sosial media berupa konten edukasi yang dimuat dalam poster, leaflet,  atau flyer papperless atau dengan iklan Youtube yang berupa ajakan dalam menjaga air dan sungai.

Tidak hanya pemerintah namun sebagai masyarakat baik remaja ataupun mahasiswa juga dapat membantu pemerintah dalam mengentaskan peristiwa tercemarnya air sungai untuk kehidupan yang lebih baik lagi. Hal tersebut dapat dilakukan melalui berbagai macam kreativitas mahasiswa ataupun remaja dalam mengolah limbah untuk menjadi sesuatu hal yang lebih baik lagi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline