Lihat ke Halaman Asli

Tsabitah Husna

mahasiswa Universitas Airlangga

Penyakit Tanpa Obat, Cegah Sebelum Terlambat!

Diperbarui: 17 Agustus 2023   23:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Anna Shvets: https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-kesadaran-simbol-pita-3900469

Setelah berakhirnya pandemi Covid-19 di Indonesia pada tanggal 21 Juni 2023 menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023, kesadaran masyarakat mengenai isu kesehatan semakin meningkat. 

Salah satunya, isu mengenai penyakit HIV/AIDS yang merupakan penyakit menular, mulai banyak diperbincangkan. Terlebih karena belum ditemukannya obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini.

Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Muhammad Syahril, pada Mei 2023 kasus HIV pada anak usia 1-14 tahun mencapai 14.150 kasus. Angka ini setiap tahunnya bertambah sekitar 700-1000 anak dengan HIV. 

Data terbaru pada Desember 2022, menunjukkan sekitar 51 persen kasus HIV baru yang terdeteksi diidap oleh remaja dan berdasarkan data modeling AEM, tahun 2021 diperkirakan ada sekitar 526.841 orang hidup dengan HIV dengan estimasi kasus baru sebanyak 27 ribu kasus. 

Sementara itu, menuntaskan epidemi HIV/AIDS bukanlah hal yang mudah. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr. Maxi Rein Rondonuwu, juga mengatakan bahwa hal ini disebabkan karena tidak banyak pasien yang mau menjalani pengobatan dengan terapi ARV (Antiretroviral). Kondisi ini membuat banyak pasien HIV akhirnya terdiagnosa AIDS dan meninggal dunia. 

ARV bertujuan untuk mengurangi risiko penularan HIV, menghambat perburukan infeksi oportunistik, meningkatkan kualitas hidup penderita HIV, dan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam darah sampai tidak terdeteksi. Terapi ini merupakan bagian dari pengobatan untuk pasien. 

Beberapa tindakan prefentif untuk menekan angka penyebaran HIV di Indonesia yaitu dengan sosialisasi dan edukasi mengenai organ reproduksi pada anak remaja/sekolah, menghindari sex yang berisiko bagi pasangan yang sudah menikah, dan skrining pada ibu hamil. 

Tanpa penularan melalui darah, ASI, dan kontak cairan tubuh seperti sperma dan vagina, penyakit HIV/AIDS tidak akan menyebar. Sehingga, tidak perlu malu untuk melakukan pengecekan apabila terindikasi gejala penyakit ini. 

Lebih baik mencegah daripada mengobati, lebih baik berhati-hati daripada menyesal nanti. Salam sehat!

Sumber: Kemenkes RI, WHO, Sekretariat Kabinet RI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline