Lihat ke Halaman Asli

Sate Maranggi Kuliner Khas Purwakarta

Diperbarui: 8 Februari 2023   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sate Maranggi Khas Purwakarta (Foto oleh: Tsabita Dwi Purnama)

Purwakarta - Tak hanya simping dan surabi yang menjadi kuliner khas Purwakarta, Jawa Barat. Tapi ada beragam kuliner lezat lainnya yang menarik untuk dicoba. Salah satunya Sate Maranggi.

Sate Maranggi, sering disebut dengan sate khas Purwakarta. Ini adalah olahan daging sapi yang memiliki potongan berbentuk dadu sekitar satu sampai dua sentimeter yang ditusukkan pada bilah tusuk bambu berukuran sekitar 20 cm, yang diberi bumbu lalu dipanggang hingga matang. Sebelum dipanggang, sate maranggi terlebih dahulu diberi bumbu hingga meresap sampai ke dalam. Sate maranggi juga merupakan jenis sate yang tidak menggunakan bumbu kacang.

Oleh karena itu, rasanya berbeda jika dibandingkan dengan sate biasa pada umumnya. Istilah maranggi sendiri dalam bahasa Sunda merupakan istilah pertukangan, yakni "seorang ahli pembuat sarung keris". Sate Maranggi bisa ditemukan di setiap sudut kota Purwakarta, tapi yang paling banyak diminati ada di daerah Cibungur, Sate Maranggi Hj Yetty.

Uniknya lagi, sate maranggi ini disajikan dengan sambal tomat dan rawit segar. Sajian sambalnya pun tidak diulek, melainkan hanya diiris saja. Inilah yang menjadi daya tarik warga lokal maupun asing. Rumah makan satu ini sudah sangat terkenal, banyak warga dari luar Purwakarta seperti Jakarta, Bandung, dan Bogor yang datang ke Purwakarta untuk mencicipi sate maranggi khas Purwakarta ini. 

Selain tempat makannya yang luas, sate maranggi Hj Yetty juga memiliki alat bakar sate yang sangat panjang, total ada 9 alat bakar yang tersedia di sate maranggi Hj Yetty. Bahkan, sate maranggi Hj Yetty ini bisa menghabiskan 2-5 kuintal daging pada hari biasa, sedangkan untuk hari libur bisa menghabiskan sampai 1 ton daging.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline