Lihat ke Halaman Asli

Century Episode Terakhir

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah kurang lebih selama tiga bulan menyaksikan sebuah pertunjukan drama sinetron yang berjudul pansus hak angket century, akhirnya kemarin malam, drama carut marut tersebut berakhir sudah. Pandangan akhir dari 9 fraksi semakin menunjukan bahwa sebenarnya pansus hak angket century ini benar-benar merupakan sebuah permainan. Mungkin bagi masyarakat awam yang kurang mengerti politik seperti saya, sangat senang karena pansus yang menelan biaya sangat besar ini akhirnya selesai sudah. Walaupun, menurut saya, masih belum ada kejelasan.

Memang terdapat perbedaan pendapat pada wacana pengucuran dana bail out terhadap bank century. Fraksi Partai Demokrat dan Fraksi PKB memandang bahwa tindakan yang di lakukan pada saat itu merupakan tindakan yang sangat tepat. Berbeda dengan 7 fraksi lainnya yang menganggap tindakan tersebut adalah tindakan yang salah dan melanggar UU. Sebagian partaipun akhirnya berani menyebutkan nama-nama dari oknum yang bertanggung jawab. Contohnya, fraksi PDI, PKS dan Golkar. Meskipun terkesan seperti ingin menjatuhkan seseorang. Misalnya fraksi PKS yang secara terang-terangan menyebutkan bahwa Budiono dan Sry Muyani adalah orang yang paling bertanggung jawab pada kasus bail out century. Tetapi terhadap kasus merger bank century, semua fraksi idem, alias mempunyai pendapat yang sama, bahwa terdapat kesalahan pada proses merger bank century.

Lalu apakah semua ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap rakyat banyak? Saya kira tidak, karena seperti yang pernah saya bahas sebelumnya, bahwa pansus hak angket century ini memiliki banyak kepentingan, yang sepertinya tidak ada satupun yang menyangkut kepentingan rakyat.

Membaca sebuah berita pada sebuah stasiun televisi, Aburizal bakrie atau yang biasa di sapa ical, yang juga merupakan ketua umum DPP Partai Golkar mengatakan bahwa “kasus Bank Century merupakan salah satu kasus yang sebenarnya kecil di banding masalah lain yang lebih besar. Masih banyak masalah besar di bangsa ini. Bank Century hanya satu masalah,”. Pernyataan dari Ical sungguh sangatlah benar, dan bahkan mungkin dia juga mengakui secara tidak langsung, bahwa masih banyak kasus-kasus besar yang lebih merugikan rakyat di bandingkan kasus century. Lapindo contohnya, sebuah Ironi bahwa Ical sendiri mungkin tidak menyadari, bahwa perusahaannya telah menyengsarakan rakyat Sidoarjo. Dan sampai saat ini, Presiden bahkan tidak mempunyai perhatian sedikitpun terhadap masalah ini. Banyak juga selentingan kabar bahwa apa yang di lakukan partai Golkar saat ini adalah merupakan buah dari kekesalan Ical terhadap Sri Mulyani yang menemukan pelanggaran pajak yang dilakukan oleh Bakrie group, prusahaan yang dimiliki dan di pimpin oleh Ical. Apakah kabar ini benar atau tidak, Wallahhua’lam. Memang, moment pansus Century ini sangat tepat di gunakan sebagai lahan mencari simpati masyarakat. Sebagian besar masyarakat sepertinya mulai percaya, bahwa apa yang di lakukan pansusadalah untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Dengan “dikorbankannya” Budiono dan Sri Mulyani, berarti kita sudah kehilangan lagi orang-orang yang benar-benar pintar di bidangnya. Sungguh, suatu saat, kita mungkin akan menyesali hal ini.

Semoga saja, apa yang mereka lakukan disana, benar-benar untuk kepentingan rakyat semata, dan bukan untuk kepentingan perut mereka dan keluarga mereka. Semoga..

BIG RESPECT!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline