Lihat ke Halaman Asli

Siapakah Sebenarnya Guru dan Pendidik Itu? Di Sekolah dan Perguruan Tinggi Sajakah?

Diperbarui: 2 Mei 2023   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Siapakah sebenarnya guru dan pendidik itu? Di sekolah dan perguruan tinggi sajakah?


Oleh: Try Gunawan Zebua

Gunungsitoli, Selasa, 02 Mei 2023


Siapa yang tidak pernah dengar atau baca dua kata, yaitu: guru dan pendidik. Pasti dan seharusnya semua pernah dengar maupun baca. Terlebih-lebih bagi mereka yang sudah menempuh jenjang pendidikan, maupun bagi anak atau keluarga mereka yang menempuh jenjang pendidikan dimana pun.

Apakah itu guru? Sebenarnya sama arahnya guru dan pendidik, cuma pendidik sudah jelas ada kata didik yang berarti mengajarkan atau mendidik, dimana itu dilakukan oleh seseorang yang adalah guru. Guru adalah orang yang pekerjaan/mata pencahariannya/profesinya adalah mengajar.

Jadi, pada intinya guru itu adalah orang atau manusia yang mengajar, dimana mengajar itu pada intinya adalah siswa yang belajar. Siswa adalah orang yang diajari oleh guru. Pada hal tersebut terjadi proses mendidik atau transfer ilmu pengetahuan. Dimana yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, tidak mampu menjadi mampu, dan sebagainya.

Pada intinya terjadi perubahan pada siswa berdasarkan apa yang diajarkan oleh guru atau pendidik. Sekecil apapun perubahan seorang siswa, maka guru itu telah sukses menjadi guru, tetapi jika tidak maka dia gagal menjadi guru. Tapi, sepertinya tidak ada guru yang gagal, sedangkan yang ada adalah guru yang tidak bisa mentransfer seluruh ilmunya kepada siswa. Ya, pasti semua ilmu mana mungkin bisa di transfer. Apalagi kalau di sekolah itu ada batas waktu dan targetnya.

Belum lagi urusan administrasi dan sebagainya. Tapi, paling tidak pasti ada satu saja yang didapatkan oleh siswa dari seorang guru. Tidak hanya ilmu, tetapi pelajaran bagaimana guru waktu berupaya dengan 1.001 cara supaya dia berprestasi, sebenarnya paling tidak paham. Sehingga tidak heran begitu siswa besar dan dewasa, pasti dia mengatakan saya seperti begini berkat seorang guru.

Selain itu, seorang siswa pasti juga mungkin mendapatkan pengetahuan cara ngomomg atau berkomunikasi, cara menjadi pendidik, warna rambut, aroma wangi-wangian, dan lain sebagainya. 

Pada intinya, biarpun siswa tidak paham sebenarnya yang diajarkan guru, tapi paling tidak siswa pasti tahu ada guru galak, kejam, killer dan sebagainya. Sampai-sampai ada yang mungkin berkata, kalau saya seperti itu kelak, saya tidak akan melakukannya. Nah, itu juga adalah proses mendapatkan ilmu dimana terjadi perubahan dari seorang siswa.

Jadi, tidak ada istilahnya guru gagal, maupun siswa gagal. Apalagi tidak mungkin seorang siswa itu tidak akan mendapatkan satu pun pengetahuan saat di sekolah. Itu namanya mustahil atau tidak masuk akal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline