Lihat ke Halaman Asli

Apakah Ada yang Kaku, Baku, dan Pasti itu? Apakah Termasuk Matematika?

Diperbarui: 29 April 2023   02:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apakah ada yang kaku, baku dan pasti itu? Apakah termasuk matematika?

Oleh: Try Gunawan Zebua

Gunungsitoli, Sabtu, 29 April 2023

Dalam kehidupan kita sehari-hari, di sekeliling kita dan kita dengar suatu kata, yaitu: kaku, baku dan pasti. Tiga kata tersebut pada intinya bisa disamakan, maupun juga bisa dibedakan. Dibedakan karena kaku kadang lebih diarahkan kepada sesuatu hal berupa ngomong dan sistem yang tidak dapat lagi di otak-atik. Kata pasti lebih digunakan untuk ilmu matematika dan hubungan antara laki-laki dan perempuan. Jika pasti, harus ada bukti dan diikat, terikat atau mengikatkan.

Baku, lebih diarahkan seperti sebuah es yang adalah beku. Pada intinya baku adalah tidak ada kemungkinan B, C, D, dan lain-lain sebagainya, melainkan hanya A saja. Itu dalam konteks yang seolah-olah beda, padahal seharusnya bisa sama. Kaku, baku dan pasti sama-sama dalam hal tidak ada kemungkinan beda atau tidak ada alternatif pilihan yang lain. Jika ya, maka ya saja, tetapi jika tidak, maka tidak saja. Ya atau tidak, bukan ya dan tidak, apalagi ada kemungkinan selain ya atau tidak. Kalau ya, ya saja, kalau tidak, sekaligus tidak saja. Jangan suam-suam kuku, apalagi masih bingung dan ragu.

Kenapa bisa ada yang disebut sebagai kaku, baku dan pasti? Itu karena ada pembatasan. Jika dibatasi ayam misalnya adalah kaki dua, maka jika ada ayam kaki tiga maka bukan ayam. Tapi, apakah mungkin ada ayam kaki tiga? Ya, mungkin saja jika tersesat, disesatkan atau bahasa lainnya yang lebih halus adalah kelainan genetika. Seolah-olah halus, padahal semestinya adalah kasar.

Karena dibatasi seperti itulah sehingga tidak mungkin ada yang lain dan hanya ada satu hal yang akan terjadi, sehingga tidak heran akan muncullah istilah kaku, baku dan pasti. Apakah batasan itu perlu? Kenapa? Perlu supaya terarah atau terfokus. Lantas, apakah harus itu dan mesti kaku? Kenapa? Tidak juga, karena harus fleksibel, dimana harus dewasa dan bijaksana, dalam artian tahu maksud dan tujuan sebenarnya. Sehingga jika dibilang ini dan itu salah, atau malah ini dan itu adalah suatu kebenaran, maka yang bimbang dan ragu (suam-suam kuku) akan tersesat. Pada intinya tahu maksud dan tujuan sebenarnya.

Sebenarnya ini bukan ilmu pengetahuan dari saya, bukan hal yang baru, tetapi yang saya dapatkan dari Yesus. Saya hanya disuruh menuliskan dan saya pun tulis saja. Karena semua pengetahuan dari Yesus berasal. Bukan sok merendah, apalagi bukan sok suci, tapi itulah kenyataan yang benar dan sesungguh-sungguhnya. Kalau perlu dan dirasa perlu boleh diambil, apalagi dinikmati, tetapi jika tidak, silahkan dilewatkan bagai kecepatan angin yang hanya datang dan pergi sekejap saja, apalagi sesuka hati yang penting mendinginkan suasana.

Kembali lagi pada pembatasan, seperti apakah pembatasan itu? Kapan pembatasan dikatakan sesuai dengan maksud dan tujuan sebenarnya?

Misalnya dalam hal darah, dimana darah adalah kehidupan yang membuat orang hidup, tapi tidak bisa hidup selamanya karena Yesus lah sebenarnya sang pemberi hidup itu sendiri, apalagi yang mengaturnya, serta yang diberikan kepercayaan menguasai bumi dan sekaligus surga. Darah disesatkan dan seolah-olah sesat, padahal seharusnya darah adalah kehidupan, bahkan orang yang kekurangan darah merah, memerlukan pendonor darah merah, tetapi sesuai dengan golongan darah atau rhesus juga katanya kalau tidak salah. Perjuangan seolah-olah sama dengan darah, sampai-sampai dikatakan perjuangan karena ada pertumpahan darah, maka darah dan perjuangan adalah satu hal yang sama, memang sama tapi seolah-olah menghilangkan makna sesungguhnya darah adalah kehidupan, tetapi sang pemberi kehidupan dan berkuasa atas hidup adalah Yesus.

Sampai-sampai, lagi-lagi tentang darah yaitu dilarang memakan hewan berdarah panas katanya. Seperti babi dan anjing, yang katanya darahnya panas, sehingga tidak bisa dimakan, padahal kita manusia juga memiliki darah. Darah panas sehingga tidak bisa makan babi dan anjing, karena darah itu jika dikaitkan dengan babi dan anjing adalah darah panas. Itu karena babi dan anjing katanya dan terlihat seolah-olah ganas sekali, terlihat dari suka menggonggong dan babi suka menyeruduk orang. Apakah itu semuanya benar? Tidak juga, toh ada anjing tidak menggonggong, kendatipun anjing yang suka menggonggong itu yang penting kita tidak terlihat takut, maka dia akan tenang sendiri dan tidak akan menerkam kita. Kecuali dan hanya kecuali, jika anjingnya kena rabies (anjing gila).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline