Lihat ke Halaman Asli

Cara Memahami Diri Sendiri

Diperbarui: 17 April 2022   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Cara Memahami Diri Sendiri

Oleh: Trygu

Gunungsitoli, 17 April 2022

Dalam kehidupan kita sehari-hari, terkadang ada saja orang yang ingin selalu mengatakan (dari diri sendiri untuk orang lain) atau ingin dikatakan oleh orang lain (dari orang lain untuk diri sendiri) sebuah kata "Aku Cinta Kamu," dimana dalam bahasa Inggrisnya "I Love You," dalam Bahasa Jepangnya "Aishiteru," dan dalam berbagai bahasa lainnya. 

Selain dari segi kata, ada lagi tuntutan lain seperti harus memperjuangkan atau berbuat sesuatu yang membahagiakan orang yang dicintai tersebut. Semua itu dilakukan supaya dia senang atau oranglain tahu bahwa dia dicintai oleh seseorang.

Itu membuat orang tersebut memperjuangkan atau terlalu berjuang sampai akhirnya lupa waktu dan bahkan lupa terhadap dirinya sendiri. Mendahulukan dan mengerti yang lain dibandingkan dengan dirinya sendiri, sementara diri sendiri juga sebenarnya membutuhkan perhatian dari diri sendiri, dimana jika diri sendiri bisa bicara pasti dia akan berkata: "sudah cukup, aku sudah bosan dan capek melakukannya," "apapun itu selalu salah tidak pernah benar, dia ingin selalu dimengerti atau dipahami," dan berbagai perkataan lainnya akan terlontar dari diri sendiri, bahkan perkataan "cukup, saya sudah capek dan butuh istirahat," akan terucap oleh diri sendiri.

Supaya kata-kata tersebut tidak langsung terucap melalui kata-kata atau terwujud melalui tindakan nyata dalam kehidupan kita sehari-hari (seperti halnya sampai stres, depresi, gila atau malah bisa jadi sampai kita meninggal dunia), maka alangkah lebih baik jika kita itu, tanpa terkecuali dalam artian siapapun, perlu mencintai diri sendiri dengan cara memahami diri kita sendiri dengan sebaik-baiknya. 

Dengan kita mampu memahami diri kita sendiri, maka kita akan tahu seberapa kemampuan kita, seberapa kesanggupan kita, atau seberapa kekuatan kita, sehingga kita bisa mencintai diri sendiri itu dengan apa adanya atau dengan kata lain terbuka tanpa ada satupun yang akan ditutupi. Mengetahui segala sesuatu yang akan menjadi pembatas atau kesanggupan kita.

Dengan kita memahami diri kita sendiri, maka kita akan menjadi lebih paham dengan diri sendiri, lebih bahagia dari sebelumnya, lebih peka terhadap diri sendiri, lebih fokus atau terarah, dan lebih teratur. 

Lihat pasangan tersebut yang lagi dimabuk dengan yang namanya asmara atau cinta tersebut, mereka hanya fokus atau tertuju pada kebahagiaan pasangannya, tanpa memikirkan terlebih dahulu apakah dia sendiri akan bahagia atau menikmati hal tersebut. Apakah dia menikmati setiap perjuangan yang telah dilakukan atau yang akan dilakukan terhadap pasangannya? 

Terkadang ada itu orang yang begitu berjuang untuk mendapatkan sesuatu, tetapi begitu mendapatkannya menganggap remeh karena hal tersebut bisa dia dapatkan, tanpa mempersiapkan diri atau berbenah karena tujuannya mencintai melalui pacaran tersebut, akan berakhir ke jenjang yang lebih tinggi lagi, dimana disebut itu sebagai pernikahan. Mungkin makanya ada perkataan yang mengatakan bahwa kita harus mencintai seperti cinta mula-mula terhadap pasangan kita setelah menikah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline