Lihat ke Halaman Asli

Siapakah yang Mengalami Kecemasan dan Apakah Semua Orang Pernah Mengalami Kecemasan?

Diperbarui: 11 November 2021   12:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh: Try Gunawan Zebua

Gunungsitoli, 11 November 2021

Kecemasan berasal dari kata dasar cemas, yang diawali dengan imbuhan "Ke-" dan akhiran "--an". Namun, dalam perkembangannya ada pula yang langsung memberikan pengertian kata "kecemasan", entah itu dengan pertimbangan kata dasar cemas, apa yang dirasakan saat mengalami kecemasan, hasil-hasil penelitian atau penemuan terkait kecemasan, dan lain-lain sebagainya. Berbagai sudut pandang dapat digunakan sebagai sumber dalam mendefenisikan atau memberikan pengertian dari kecemasan tersebut. Hal tersebut karena defenisi atau pengertian tersebut dapat dilihat atau dipandang dari berbagai sudut pandang tertentu.

Itu dapat mengakibatkan defenisi atau pengertian dari kecemasan itu beragam, maupun juga dapat mengakibatkan perbedaan pendapat karena perbedaan dari berbagai sudut pandang tersebut. 

Dapat dikatakan menurut satu sisi benar, namun menurut sisi lain bisa berbeda, sehingga bisa dikatakan tidak benar atau dalam kata lain adalah salah. Semua itu benar tanpa terkecuali, karena setiap sisi tersebut memiliki perbedaan tertentu. (sekilas tentang pembentukan defenisi atau pengertian tersebut, lebih jelasnya telah penulis tuliskan di sini

Begitu pula kecemasan tersebut, dimana di satu sisi dapat dilihat dari segi dampak, di sisi lain dari segi manfaat yang ditimbulkan, maupun dari segi sumber kecemasan itu, dan lain-lain sebagainya.

Defenisi dari kecemasan akan dibahas lebih dalam atau detail pada bab 2 pada buku ini, dengan berbagai pendapat dari berbagai ahli yang bersumber dari buku-buku maupun jurnal-jurnal yang menjadi sumber bacaan dalam penulisan buku ini. Pada intinya, kecemasan itu adalah sebuah hal yang berupa perasaan bersalah, takut, khawatir, tidak tentram, dan gelisah. 

Hal tersebut dinyatakan oleh Tobias dalam Imro'ah, Winarso, dan Baskoro (2019:24), dimana Tobias mengatakan bahwa kecemasan merupakan perasaan tidak tentram, khawatir, dan gelisah. Sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (https://kbbi.web.id/cemas) cemas adalah tidak tenteram hati (karena khawatir maupun takut) dan gelisah. Kecemasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (https://kbbi.web.id/cemas) adalah perihal cemas dan terlampau cemas.

Dari kedua pendapat tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa defenisi atau pengertian dari kecemasan tersebut adalah kondisi saat tidak tentram dan gelisah. Hal tersebut juga dinyatakan oleh Rachmad dalam Budi (2019:9), yaitu: kecemasan timbul karena adanya sesuatu yang tidak jelas atau tidak diketahui sehingga muncul perasaan yang tidak tenang, rasa khawatir, atau ketakutan. 

Hal tersebut juga dapat kita lihat dari pernyataan-pernyataan orang-orang yang mengandung kata cemas, entah itu: "Sebenarnya saya merasa cemas, apakah saya gagal maupun tidak saat ujian tadi di dalam kelas", pernyataan tersebut berarti bahwa setelah ujian selesai dilakukan di dalam kelas, orang tersebut merasa gelisah atau khawatir akan hasilnya, dimana apakah dia berhasil atau malah gagal dalam ujian tersebut. 

Gelisah atau khawatir terhadap hasil yang akan diperoleh setelah melakukan atau mengikuti ujian tersebut. Selain itu, dapat juga kita lihat dari pernyataan: "Saya cemas apakah mobil saya akan rusak atau mengalami kecelakaan kalau saya terus mengemudi setelah mengkonsumsi minuman keras ini, apakah lebih baik saya istirahat saja ya?". 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline