Lihat ke Halaman Asli

Alasan Objektif Pribadi Saya Mendukung Ahok

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konflik Ahok-FPI dimulai lagi, naturally warga ada yang pro-kontra pada masing-masing pihak, ada yang mengatakan Ahok arogan dan memang harus turun karena mulut busuknya, ada yang mengatakan FPI anarkis dan memang ormas yang harus dibubarkan. Mungkin anda akan mem-preyuridiskan saya karena saya akan open mengenai identitas saya : Saya beragama sama dengan Ahok, memiliki etnik yang sama (China murni generasi ke - 4 dari Totok Daratan melalui Papa), dan memiliki suku yang sama : Hakka/Khe - Jia (Orang Khek). Tapi bisa dibilang, saya menilai Ahok sebagai manusia biasa dan FPI sebagai manusia biasa dalam hal ini. Faktanya, Ahok memang mulutnya sampah dan ada beberapa kata dia yang perlu diperbaiki, contohnya mengatakan Muhammadiyah munafiq, mengatakan 'anak bajingan', dan mungkin beberapa kata lainnya, seperti saat menyerang Roy Suryo. Pribadi, saya tidak senang. Wrong still wrong, itu prinsipnya. Beda tapi dengan kata-kata Ahok lain yang mengatakan yang penting dompet, atau kafir. Anda pasti tahu, FPI sudah mengatakan Ahok 'Kafir' SEBELUM Pilkada. Begitu juga dengan Rhoma Irama, bahkan si Rhoma mengatakan etnis dalam khutbahnya 'China-Kafir'. Dan kita tahu, bahwa rasisme adalah dosa. Apa anda, yang mungkin, maaf, berbeda dengan agama anda, rela kalau nabi anda disebut pedofil, pembunuh, dan penyembah setan(courtesy dari orang2 tolol faithfreedom.net)? Atau anda dikatakan penyembah Setan? Tentu saja tidak, dan pasti kita akan marah, karena identitas pribadi kita dihina. Dalam hal ini, tidak SALAH sama sekali Ahok menantang balik orang yang mencap dia sebagai KAFIR. Sama dengan pesepakbola yang menjadi tagline #respect saat dilempar pisang, dan dia memakannya, kita akan gunakan hal itu untuk mengekpose KEGOBLOKAN orang yang memang memiliki pikiran GOBLOK. Apa saat anda interview jadi Bos, mau anda kehilangan posisi itu karena; anda tidak menyembah Zeus, Cthulu, atau Odin(ini ilustrasinya)? Dan pengikut paganisme ini masih ada di Eropa. Diam saja dan menerima di sini, berarti membiarkan anjing rabies mencakar anda. Jadi pasifis di sini adalah KEBODOHAN bukan PECINTA DAMAI. Bahkan dengan orang2 yang anarkis berteriak saya Kafir dengan mempedulikan hak orang lain, saya akan bangga disebut kafir, karena kalau God-mereka, siapapun itu mengajarkan hal seperti itu, mendingan saya jadi 'Kafir' dimata mereka, itu lebih baik. Apa ada God yang mengajarkan ketidakadilan dan kekerasan untuk hal yang tidak diperlukan kekerasan? Tapi tentu saja, keburukan Ahok, dan memang sebenarnya Ahok tidak sehebat yang dicitrakan di publik, tidak membuat saya tidak mendukung beliau dalam konflik ini. Kita tahu tidak ada seorang yang perfect di dunia ini, jadi memang ada yang buruk dari Ahok. Banjir dan Macet belum diatasi, programnya banyak yang mandeg juga. Saya membela Ahok, karena alasan FPI dan teman2nya yang 'BODOH' dalam mendemo Ahok. FPI ini SEBELUM mengetahui mulut arogan Ahok, sudah mendemo duluan si Ahok karena dia non-muslim. Tanpa mengurangi rasa hormat, hal ini jelas bertentangan dengan KONSTITUSI yang FPI sendiri bilang, mau menerima (UUD 1945 dan Pancasila), yang diupload media pro-fundie seperti islampos, voa-islam, dan semacamnya. Untuk anda yang memikir Amerika sebagai justifikasi, silahkan lihat ini : http://en.wikipedia.org/wiki/Charles_Bilal Orang ini adalah walikota di daerah yang masih sangat konservatif agama Protestannya, yang diwakili oleh banyak kalangan Redneck (Orang Putih Ndeso yang biasanya Protestan Taat dan Republikan). Memang dalam hal sosial, hal seperti ini bisa jadi halangan bagi semua, tapi kalau kita memiliki tujuan membuat World a better place, hal seperti ini perlu dibiasakan, kecuali kalau anda mau orang masih memikirkan SARA sebagai pilihan mereka (primordialisme), saya tidak akan menyalahkan anda, tapi saya akan menganut paham ini sebagai jalan hidup saya. Kembali ke topik, FPI ini juga menjadi salah satu ormas yang aktif 'membubarkan' ibadah orang yang satu agama dengan saya, dalam School Gyms, dalam sekolah, dalam perkumpulan di rumah, dan pernah juga menusuk jemaat Gereja karena 'beribadah di tempat yang bukan gereja'. Entah ada peraturan orang ibadah harus di Gereja atau tidak, tapi saya sering melihat pengajian di rumah-rumah penduduk, jadi memang sebenarnya mungkin tidak ada. Masalahnya, kelakuan mereka yang hanya tajam dengan minoritas 'penegakkan hukumnya', sikap bigotry yang tetap menolak Miss World, meskipun ada toleransi MW sendiri dalam acaranya (mengikuti moral setempat), memeberikan efek 'harmful' bagi masyarakat di kota besar seperti Jakarta. Selain membuat konflik, akan membuat bigotry meningkat di masyarakat, yang dimanifestasikan dengan penolakan Lurah Susan, Lurah Grace, yang bahkan institusi konservatif, seperti MUI juga menegur FPI atas hal ini. Provokasi. Itu hal yang bahaya, apalagi dalam kehidupan di Kota, setiap orang punya kesempatan yang sama. Intinya saya membayar pajak sama dengan mereka semua, harus ada keadilan dalam menilai orang. Sekali lagi, kalau anda menanggap primordialisme itu adil dan benar, itu pilihan anda. Tapi saya memilih pandangan seperti ini. Empathy ke minoritas dalam suatu daerah, memang masih sulit karena mungkin bangsa kita mentalnya masih agak 'underdeveloped', sampai ada pemimpin daerah yang mendeklarasikan anti Agama tertentu, juga kampus yang merupakan institusi terbuka. Hal ini terjadi di seluruh Indonesia, di NTT dan Maluku yang mayoritas Kristen, juga Tapanuli, terjadi hal yang sama. Intinya ormas seperti FPI ini 'not helping at all', karena yang mereka buat hanya vigilantism, anarkis, dan main hakim sendiri berdasarkan tafsiran agama mereka, dan memaksa kehendak mereka, yang sebenarnya bisa dikatakan 'MINORITAS' dalam kasus ini. Faktanya, 50+ % warga Jakarta tidak menghendaki pemimpin beragama Protestan jadi masalah, dan saya yakin, dalam 40+% pendukung Foke, saat itu juga mayoritasnya tidak melihat agama. Kalau melihat agama saja, mungkin mereka memilih Hidayat-Didik, dan mereka hanya measly 10%, itupun masih tidak semua berpaham seperti itu. Ironisnya, FPI sekarang dibeking Gerindra juga. Yang sudah masuk kamus 'penjilat' saya. Dahulu orang seperti Zon membela Ahok, dan dasarnya visi/misi Gerindra PASTI tidak mempermasalahkan Pemimpin non-Islam, heck, salah satu ketua partainya, beragama Protestan (Hashim Djojohadikusumo). Yah, anda bisa terka definisi apa orang yang mendukung orang yang tidak sesuai dengan visi misi mereka saat menolak Ahok. Prabowo, Taufiq, dan Zon apakah memiliki prinsip yang teguh? Tidak, FPI pun juga tidak, mereka lupa institusi itu yang mencalonkan Ahok awalnya. Ahok berani melawan ormas yang memang munafiq dan jadi pelanggar aturan ini. Simply, karena Ormas ini, dengan sugar-coatednya, adalah RACUN pada dasarnya, yang memang harus dilawan. Selama ini, FPI membacot hukum untuk menggusur Gereja tak berizin dan perkumpulan, tapi melanggar sendiri hukum itu demi AGAMA MEREKA. Sweeping dan main hakim sendiri, apa itu bukan melanggar hukum? Banyak dari penelitian mahasiswa UGM yang ada dalam buku 'monograf permasalahan pembangunan gereja di Indonesia' anda bisa download dan check sendiri, ormas ini selalu terlibat dalam 'provokasi' dan anarkhisme yang bersifat SARA. Jokowi menggunakan kid gloves, tapi Ahok berani melawan ormas yang memang bahaya sosial ini dan membawa bangsa dalam paham Primordialisme. Dan juga yang melanggar kebebasan ber-ekspresi dan berpendapat dengan membubarkan beberapa ajaran yang tidak sesuai pandangan mereka. INI ALASAN OBJEKTIF, KENAPA AHOK SAYA DUKUNG. Tidak ada RAS, SUKU, AGAMA, DAN BUDAYA. Dan mungkin anda mengatakan Ahok backstabber juga, sekarang saya tanya, apa ada 'teman' atau 'ally' yang langsung menusuk dia balik saat dia tidak sepaham dengan mereka? Apa orang seperti itu layak dibela? Gerindra dan isinya dari awal hanya memang memanfaatkan Ahok, yang jadi harsh truth di politik. Bayangkan Prabowo yang dulu mendukung Jokowi dan yang saat pidatonya menghina Jokowi sebagai boneka. Sama dengan Jokowi juga yang berjanji asal saat dia Gubernur tak akan jadi presiden? Itulah akhir uneg uneg saya, dan kenapa saya (secara objektif, membela Ahok) Untuk Penutup, Silakan nikmati gambar ini :

sumber : http://media-cache-ec0.pinimg.com/236x/7c/25/41/7c2541c61bac71c21e80caad156eba01.jpg Salam, Neo.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline