Lihat ke Halaman Asli

Naiknya Harga Ayam Akibat Kartel?

Diperbarui: 12 Februari 2016   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kenaikan harga ayam diakibatkan karena mahalnya harga pakan ayam seperti yang dikutip dari Ketua Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia (ARPHUIN). Sementara, harga ayam hidup kandang peternak mencapai Rp. 21.000,- di daerah Jabodetabek. Berat ayam pun hanya tinggal 70% dari berat asli setelah dipotong dengan kisaran harga Rp. 35.000 – Rp. 37.000. Harga tersebut masih terbilang wajar karena pedagang menyesuaikan dengan naikknya harga pakan sebesar 20%. Sementara itu, harga ayam di daerah Kalimantan terbilang anjlok, sebab banyak masyarakat yang pindah untuk mengonsumsi ikan dan juga akibat dari berlimpahnya persediaan ayam di masyarakat.

Untuk mencegah naiknya harga ayam akibat mahalnya pakan ayam, maka pemerintah berinisiatif untuk membeli 445.000 ton jagung yang tertahan di pelabuhan Medan, Semarang, Banten, Jawa Barat dari beberapa importir kutip Menteri Perdagangan, Thomas T Lembong. Jagung merupakan komponen penting yang terdapat pada pakan ayam, sehingga harga jagung dipasaran menentukan harga pakan ayam. Mulai dari November 2015 sampai Januari 2016, harga jagung mulai mengalami kenaikan sebesar 100%, dari Rp 3.000/Kg menjadi Rp 6.000/Kg. Sampai saat ini, pemerintah belum mengatur mengenai tata niaga impor jagung. Jadi seharusnya pasokan jagung tidak mengalami masalah.

Kenaikan harga ayam ini juga diindikasi disebabkan adanya kartel oleh beberapa perusahaan yang memiliki bisnis terintergrasi mulai dari pakan ternak, DOC, obat, sampai daging olahan ayam.  Dengan demikian mereka dapat menentukan harga ayam. Komisi Persaingan Pengawas Usaha (KPPU) juga sudah mengantongi bukti yang kuat berupa surat perjanjian tertulis untuk mengendalikan harga ayam diantara 12 perusahaan tersebut. Yang mereka lakukan untuk menurunkan harga ayam yaitu dengan pengafkhiran dini dimana dapat mematikan peternak ayam. Upaya untuk menggelontorkan suplai ayam secara bersamaan dapat membuat harga ayam anjlok menjadi Rp. 32.000 / Kg. Solusi untuk menurunkan harga ayam dapat dilakukan dengan berbagai cara dan tidak harus dengan pengafkhiran dini. Hal ini dilakukan karena adanya indikasi persekongkolan terlibat kartel.

Apabila harga pakan jagung yang melambung, maka seharusnya para peternak segera menjual ayam – ayamnya agar tidak merugi karena harus memberi makan ayam – ayam tersebut dengan harga pakan jagung yang melambung. Yang patut disoroti yaitu, kinerja pemerintah yang terkesan kurang antisipatif dan evaluatif dalam mencegah terjadinya kenaikan harga ayam ini, terutama dalam penetapan regulasi terkait import jagung. Ketika semua sudah terjadi, barulah pemerintah mulai mencari importir untuk memberikan subsidi kepada produsen pakan ternak ayam. Tetapi yang juga harus disoroti adalah, terjadinya permainan diantara perusahaan swasta yang mempunyai bisnis terintergrasi untuk mengendalikan harga ayam. KPPU baru menyadari adanya persekongkolan diantara perusahaan tersebut ketika harga ayam mulai mengalami kenaikan. Tentunya ada pihak – pihak yang mempunyai kepentingan dalam hal ini, terkait permainan kartel untuk mengendalikan harga ayam.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline