Biarkan aku sejenak untuk diam, dengan sebatang rokok di ujung tangan kiriku
Biarkanlah lamunanku terbang, bersama asap-asap rokok yang mengepul
Biarkan kutatap wajahmu, seolah lukisan Monalisa di atas dinding
Biarkan....biarkanlah sejenak aku untuk melamun
Lamunanku tentang masa-masa silam bersamamu
Sungguh indah, seindah kepulan asap rokok ini yang semakin naik ke atas
Hingga tak terasa, bayangmu telah sampai di ubun-ubun ini
Tak sadar batang rokok ini terjatuh
Lalu kuambil lagi dan kuhisap .....
Aroma wangi tubuhmu telah bercampur dengan aroma tembakau
Tapi aku tetap suka, walau tatapan matamu tetap sendu tak bergeming