Lihat ke Halaman Asli

Triznie Kurniawan

Guru UPTD SDN Labuhan 1

Menyelamatkan Daun Kering yang Terbakar Api

Diperbarui: 30 Agustus 2019   09:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Akhir bulan merupakan sebuah ujian tersendiri bagi saya, bukan karena apa-apa. Hanya karena banyak hal diakhir bulan yang membuat emosi membuncah dalam dada. 

Seolah tak ada yang benar dalam pandangan mata saya. Saya bukanlah orang yang pandai mengatur emosi, semua orang tahu bahwa saya adalah orang yang labil, mudah tersulut api, itulah saya. 

Apalagi jika hal-hal yang berhubungan dengan keberadaan saya disalahi, dilanggar, Apalagi dikhianati. Seolah membakar jerami kering ditengah padang tandus...

Walaupun saya sangat paham karakter seperti ini sangat tidak baik, saya sangat menyadari betapa diri ini kurang dapat mengontrol emosi. Ya Allah ampuni hambamu yang penuh dosa ini, ketika mulut dan hati tak lagi bisa kompromi dan bersinergi, apalah daya hati yang selalu dijadikan sebuah akhir dari rentetan kejadian seharian ini. 

Debu bertebangan di atas pohon kering, daun-daun berguguran ke tanah kemudian disapu angin seraya mengumpulkan diri mereka ke sebuah pusat peradaban di tengah keterasingan.

Banyak orang yang merasa benar, banyak orang yang merasa tidak lagi butuh orang lain, banyak orang yang merasa paling menderita, banyak orang yang merasa paling hebat dan berkuasa. 

Berbagai macam sifat dan karakter yang tersembunyi di balik seragam mereka yang sama, senyum simpul penuh kepalsuan, tawa terbahak-bahak bagai setan yang gentayangan. 

Astaghfirulah,,, ada apa gerangan dengan hati ini??? Ingin menangis se kencang mungkin, ingin berada di tepi tebing yang tinggi seraya berteriak lantang. 

"Aku tidak kuat ... menahan emosi" bisik sebuah hati yang takut dan acuh akan kemunafikan, saya sangat muak dengan drama yang mereka tampilkan setiap hari.

Berfikir positif adalah hal sulit bagi saya yang labil dan mudah terbakar ini, bagai daun kering yang jatuh dari tangkainya, begitulah mudahnya saya dipengaruhi lingkungan dimana saya berada. 

Ketika saya berada dalam golongan orang-orang yang adem, bertaqwa rajin beribadah, begitulah sedikit banyak saya mencoba mengikuti mereka. Namun sebaliknya, ketika saya dihadapkan dengan lingkungan yang buruk, lingkungan yang tak berguna, lingkungan sampah yang penuh dosa dan hilangnya rasa takut akan kematian, sedikit banyak saya akan mulai berpikir mengikutinya, akan tetapi Alangkah bahagianya saya ketika pada waktu-waktu yang tepat, hidayah kembali datang dalam hati. Betapa Allah masih sangat menyayangi hambanya yang hina dina penuh dosa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline