Lihat ke Halaman Asli

Keterpurukan Karakter

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam definisi yang normative karakter dapat diartikan seperangkat kebiasaan yang melekat pada diri seseorang yang melandasi cara sikap dan prilakunya sehari-hari. Seorang yang memiliki karakter yang kuat dan baik adalah orang yang mampu menjaga stabilitas sikap dan pola pikirnya untuk selalu berada dalam kebenaran.

Namun karena fluktuatifnya sifat manusia maka untuk mempertahankan karakter yang baik dalam diri seeorang bukanlah suatu yang mudah, butuh perjuangan, motivasi, dan kemauan yang keras. Apalagi ditengah zaman modernitas dimana batas-batas budaya tidak lagi menjadi aral bagi keberlangsungan interaksi manusia. Manusia bebas untuk berekspresi, nilai moral dan etis menjadi sesuatu yang tabu untuk ditampilkan, dengan dasar modernitas unsur pornografi dianggap menjadi bagian dari estetika dan seni.

Mungkin benar kata para filosof bahwa zaman ini adalah crazy age, namun kita sebagai subject sekaligus object di zaman ini tidak boleh teralkulturasi oleh budaya modernitas yang menyesatkan, sejatinya modernitas haruslah disikapi dengan semangat kearifan dan kebijaksanaan agar kita sebagai generasi muda bangsa mampu memberikan warna bagi sebuah perubahan yang lebih baik.

Dan akhirnya dasar utama bagi terciptanya masyarakat yang beradab dan berwibawa tidak lain adalah dengan jalan melakukan rekonstruksi basis karakter individu terutama para generasi muda. Karena kelompok inilah yang akan mewarnai panggung sejarah dimasa depan. Kerjasama lintas budaya dan agama menjadi suatu keharusan guna mewujudkan cita-cita bangsa ini untuk menjadi sebuah bangsa yang besar dan bermartabat..

Salam…"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline