Lihat ke Halaman Asli

Triyono Abdul Gani

Direktur Eksekutif Otoritas Jasa Keuangan

The Avengers dan Mentalitas Harus Menang

Diperbarui: 2 Mei 2018   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: polygon.com

Selalu menarik apabila kita dihibur oleh cerita dari negeri seberang. Dengan balutan teknologi digital yang canggih, penonton selalu dihibur dari awal sampai akhir. Apalagi nonton di theater yang dilengkapi dengan kualitas suara menggelegar. Semakin seru pokoknya. 

Tapi menonton seri terbaru The Avengers kali ini banyak yang kecewa. Betapa tidak, baru kali ini ada film yang ending nya semua jagoan kalah dan penjahat justru bisa hidup dengan tenang. Menurut informasi dari media sosial, banyak yang protes kepada Marvel karena jagoan nya mati. 

Banyak yang tidak suka dan sedih. Atau mungkin anda salah satu yang menangis karena jagoan anda mati? Kalau kita telisik lebih jauh, kita merasa sedih dan gelisah karena kita dalam posisi kalah. Pada dasarnya kita tidak suka kalah. Kalah adalah sesuatu yang sangat kita tidak sukai. Kita sangat ingin menang dan berkuasa. Sehingga kita mengutuk kekalahan. Kita juga seringkali memandang rendah orang yang kalah. 

Kita perlu melihat kembali sikap ini. Karena dalam kehidupan tentu selalu ada dua hal. Siang - malam. Hidup - mati. Hitam - putih. Kalah - menang. Kalau kita hanya memiliki satu saja, berarti kita tidak lagi hidup di dunia ini. Tapi hidup di dunia lain. 

Ada peristiwa yang menarik dalam film itu ketika Doctor Strange membiarkan batu bernama the space gem yang disimpan pada Eye of Agamotto, untuk diambil oleh Thanos. Space gem ini yang bisa mengatur ruang dan waktu. Sangat sakti. Tindakan tentu diprotes oleh rekannya yaitu Iron Man. Tetapi dijawab dengan tenang oleh Doctor Strange bahwa hal ini sudah seharusnya dan tidak bisa ditolak. Mungkin kalau istilah kita "sudah takdir". 

Sebagai manusia yang tidak suka kekalahan, tentu kita marah dan gemas kepada Doctor Strange. Karena kita berpendapat bahwa seharusnya Doctor Strange mempertahankan kristal itu sampai mati. Bukannya diberikan begitu saja kepada Thanos. 

Lagi-lagi kita harus melihat apa yang sebelumnya dilakukan oleh Doctor Strange. Sang Doctor pernah melakukan penerawangan mengenai apa yang akan terjadi di depan. Dia mengatakan bahwa dari 14 juta lebih kemungkinan, hanya satu kemungkinan menang. Satu kesempatan menang ini tentu saja sangat membutuhkan pengorbanan dan persyaratan yang tidak mudah. Satu kemenangan yang bisa menghilangkan 14 juta kemungkinan kekalahan. Sang Doctor melihat bahwa hanya dengan kalah, kemudian bisa meraih kemenangan ke depan. Hanya dengan membiarkan Thanos menang, justru akan memberikan kemenangan The Avengers di masa depan. 

Kesimpulannya, orang yang memang memiliki visi, tidak akan takut mengalami kekalahan. Sebaliknya orang yang takut kalah adalah orang yang sempit pemikirannya. 

Mulai dari sekarang, tidak usah sedih kalau kita kalah. Mungkin dari kekalahan itu kita bisa banyak belajar. Belajar menerima, belajar menjadi lebih dewasa, dan belajar untuk memperbaiki diri. Kalau kita sedang menang, hati-hati. Kemenangan justru membuai dan kita akan mudah berbuat kesalahan karena mabuk kemenangan atau mabuk kesombongan. Terima kasih Marvel, karena telah memberikan pelajaran bagi kita agar legowo untuk menerima kekalahan. (Try)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline