Plastik merupakan produk serbaguna, ringan, fleksibel, tahan kelembaban, kuat dan relatif murah. Karena berbagai kemudahan tersebut, banyak barang dan peralatan terbuat dari plastik. Akantetapi penggunaan plastik yang berlebihan, tidak ramah lingkungan dan pembuangannya yang sembarangan justru menimbuklan kerusakan lingkungan hidup. Sampah plastik masih menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan di Indonesia dan dunia. Sifat sampah plastik yang tidak mudah terurai inilah yang membahayakan lingkungan apabila dibuang sembarangan, dalam pengolahannya juga menimbulkan toksik dan bersifat karsinogenik. Butuh ratusan hingga ribuan tahun agar sampah plastik bisa terurai secara alami.
Dewasa ini Pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah plastik semakin menghawatirkan. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya mengakibatkan banyak sampah berada di tempat yang tidak semestinya, seperti sungai, selokan, laut, lahan kosong, dan sebagainya. Hal tersebut menyebabkan terganggunya ekosistem kehidupan, seperti menurunnya kualitas pada ekosistem air.
Banyak sekali sampah yang dibuang ke dalam air, seperti laut, sungai dan selokan. Pencemaran air sungai menyebabkan ketidak bergunanya manfaat air untuk kebutuhan sehari hari seperti untuk kegiatan MCK ( Mandi, Cuci, Kakus ) dan untuk irigasi pertanian. Contohnya dahulu orang-orang mandi di sungai namun semakin kesini semakin hilang kegiatan tersebut.
Penyebab dari hilangnya aktivitas tersebut karena kualitas air menurun dan sangat kotor karena telah tercemar, baik oleh sampah, limbah rumah tangga, dan limbah industri. Bahkan banyak sungai-sungai di Indonesia yang keadaannya tergolong sangat tercemar. Dilansir dari antaranews.com sungai di Indonesia yang kondisinya tercemar dan kritis mencapai 82 persen dari 550 sungai yang tersebar di seluruh Indonesia sehingga airnya tidak layak untuk dikonsumsi.
"Dari lebih 550 sungai itu, 52 sungai strategis di Indonesia dalam keadaan tercemar, di antaranya Sungai Ciliwung di DKI Jakarta dan Sungai Citarum di Jawa Barat," kata Direktur Forest and Freshwater dari World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia Irwan Gunawan dalam diskusi "Bersama Menjaga Air Sumber Kehidupan" dalam memperingati Hari Air Sedunia yang jatuh pada 22 Maret, Jakarta, Jumat. seperti Sungai Citarum di Jawa Barat yang masuk dalam daftar sungai paling tercemar di dunia.
Sungai Citarum dipenuhi dengan sampah, dan yang paling dominan adalah sampah plastik, bahkan sangking banyaknya sampah di Sungai Citarum airnya sampai tidak terlihat karena tertutup oleh sampah. Karena sudah tercemar berat air Sungai Citarum sudah tidak bisa di gunakan untuk hal apapun karena telah mengandung toksik, polutan berat, serta bakteri yang sangat berbahaya untuk kesehatan. Hal itu terjadi tidak lain karena masalah pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya.
Pencemaran lingkungan pada ekosistem air pada sungai adalah yang paling buruk, dilansir dari Suara.com - Tenaga kebersihan atau bisa disebut pasukan oranye Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta berhasil mengumpulkan sebanyak 400 ton sampah setiap harinya. Sampah-sampah itu didapat dari belasan sungai yang ada di seluruh wilayah DKI Jakarta. Hal ini membuktikan bahwa pencemaran ekosistem pada sungai sangatlah buruk.
Pencemaran lingkungan pada sungai akibat sampah menyebabkan ekosistem air sungai terganggu, seperti menurunnya kualitas air pada sungai yang tidak bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga tanpa difilter atau sterilisasikan terlebih dahulu, Hal ini juga berdampak pada ekosistem ikan air tawar. Ikan air tawar tidak dapat bertahan pada lingkungan yang kotor.
Pencemaran lingkungan akibat sampah tidak hanya pada sungai saja, namun juga pada laut. Menurut World Economic Forum pada 2016 menyatakan ada lebih dari 150 juta ton plastik di samudra planet ini. Tiap tahun, 8 juta ton plastik mengalir ke laut. Padahal plastik bisa berumur ratusan tahun di lautan dan terurai menjadi partikel kecil dalam waktu yang lebih lama lagi. Plastik bakal terakumulasi terus dan terus di laut.
Hal ini sangatlah berdampak pada ekosistem laut, yang berakibat pada berkurangnya jumlah ikan dan makhluk hidup di laut. banyak sekali ikan dilaut memakan sampah karena kurangnya makanan yang Ada di ekosistem laut akibat sumber makanan tidak bisa hidup pada lingkungan yang tercemar. dilansir dari detik.com Seekor paus sperma mati, di perutnya ditemukan sampah-sampah plastik. Lautan memang sudah ternoda oleh sampah plastik yang terus membunuh makhluk laut. Dilansir dari Republika.co.id sampah plastik telah merusak ekosistem terumbu karang. Hal ini dijumpai saat melakukan pemeliharaan di sepanjang pantai. Tidak hanya ekosistem bawah laut namun ekosistem di sekitarnya juga ikut terganggu, bahkan rusak.
Contohnya pada burung albartos yang tinggal di sekitar pantai. Dilansir dari Suara.com dari 500.000 anak burung albatros yang lahir setiap tahunnya sekitar 200.000 mati, sebagian besar karena dehidrasi atau kelaparan.