Lihat ke Halaman Asli

Penerus atau Pewaris?

Diperbarui: 13 Agustus 2015   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Alih generasi adalah keniscayaan. Mulai dari hal terkecil dalam keluarga hingga sebuah negara, regenerasi adalah hal yang tak mungkin dihindari. Generasi tua akan mengalami akhir masanya digantikan oleh generasi muda berikutnya yang lebih fresh dalam pemikiran, dan sigap dalam tindakan.

Menurut saya, ada dua tipe proses regenerasi yang biasa terjadi :

  1. Penerus
  2. Pewaris

Dua hal ini sebetulnya mempunyai karakter masing-masing.

 

PENERUS

Ialah generasi yg sifatnya melanjutkan apa yg sudah dibuat oleh pendahulunya. Tapi biasanya penerus punya hak yang minim terhadap kepemilikan aset dari tempat dimana ia berproses tersebut.

 

PEWARIS

Selain melanjutkan, biasanya pewaris juga mempunyai hak kelola atas aset yang ada.

Permasalahan mulai terjadi ketika seorang yang mewakili sebuah generasi tak mampu atau menerapkan 2 hal tersebut pada tempatnya. Seorang yang mempunyai mental leader akan paham bahwa apa yang padanya adalah titipan dari generasi berikutnya, tak semuanya penuh menjadi hak miliknya. Pemimpin negara atau kerajaan, pewaris atau penerus? Apakah setiap generasi pemimpinnya berhak memiliki harta bergerak maupun tak bergerak yang ada di dalam negara/kerajaan tersebut?

Semua kembali kepada mental leadershipnya. Ketika pemimpin menyadari bahwa bawahan atau rakyatnya ikut berhak atas aset, utamanya aset moral dan aset hak hidup maupun berbudaya, maka ia akan menempatkan diri sebagai PENERUS.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline