Tradisi Bangun Rumah/ Tegak Rumah
Tradisi tegak rumah merupakan salah satu tadisi yang ada di desa tanjung aur seberang kec. Serai serumpun Kab. Tebo.
Tradisi ini telah ada dari nenek moyang terdahulu.
Pada zaman dahulu masyarakat membangun rumah panggung, tetapi karena zaman sudah modern, prosesnya mengikuti zaman dengan cara pondasi di cor tanpa merubah tradisi bangun rumah tersendiri.
Tradisi ini layaknya seperti meminta keselamatan pada proses membangun, tradisi ini memiliki beberapa tahapan, yang dilakukan di pagi hari.
Pada tahapan pertama tuan rumah menyajikan berupa makanan kue-kue dan beberapa minuman,setelah itu kemudian di lanjutkan dengan pembacaan ayat ayat suci alqur'an,dilanjutkan lagi membaca surah Al-ikhlas sampai alfatihah dan membaca doa selamat/tolak bala.tujuannya untuk meminta keselamat pada proses pembangunan.Setelah proses pembacaan do'a dilanjutkan dengan tradisi Risi.
Risi itu sendiri merupakan suatu syarat dalam membangun tegak rumah.
Risi tersebut adalah perumpamaan arti yang berisi.
Istilahnya dalam membangun rumah, diharapkan isi rumah tersebut berisi dengan perlengkapan rumah dan rumah siap untuk tamu.
Risi sendiri menggunakan pohon sagu dan batang tebu difungsikan sebagai tiang. Lalu ditambah dengan beberapa jajanan,uang,kerupuk,rokok,dan beberapa minuman.
Daun sagu yang terdapat dipohon risi tersebut dilahan sawah lalu asapnya dipercayai sebagai meminta hujan kepada sang maha pemberi.
Kemudian pada tradisi ini di cari perempuan yang baru menikah diberi rezeki berupa anak atau istilahnya mengandung atau disebut juga dengan hamil bunga, untuk memenuhi syarat dengan menempelkan tangannya ke tiang, bukti bahwa bangunan siap untuk dibangun.Tradisi Bangun Rumah/ Tegak Rumah.
Keterangan ini diikutip langsung oleh bapak kades Muhammad & Bapak Muhammad Haidir.