Lihat ke Halaman Asli

triya eka agustin

Pelajar sekolah

Kemarau

Diperbarui: 29 April 2024   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bawah langit kering nan biru,
Kemarau menggenggam bumi dalam genggaman.
Tanah retak, pepohon layu,
Rindu hujan mengalir dalam kehausan.

Sinar mentari memancar, tiada ampun,
Menghangatkan bumi yang kering tandus.
Bunga layu, sungai berkurang,
Kemarau menguasai, tiada ampun.

Namun di balik cobaan panas yang menggigit,
Ada keindahan yang tersembunyi.
Pada kekeringan, kehidupan berjuang,
Menyelamatkan diri, dalam kehidupan yang terbentuk kembali.

Kemarau, bukanlah akhir segalanya,
Hanya awal dari perubahan yang terpendam.
Hujan akan turun, menyirami bumi kering,
Kemarau akan berlalu, meninggalkan pelajaran yang berharga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline