Lihat ke Halaman Asli

Kisah Seorang Raja dan Pelayan, Sebagai Renungan Makna "24 Jam" Bagi Kehidupan Manusia

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Suatu ketika seorang raja yang agung memerintahkan dua orang pelayannya pergi ke ladangnya yang indah setelah masing – masing diberi 24 keping dinar emas. Jarak tempuh ke ladang indah itu sejauh 2 bulan perjalanan. Raja ini berkata “Gunakan uang itu untuk membeli tiket dan keperluan hidup kalian di sana. Belilah juga barang kebutuhan hidup kalian di sana. Setelah satu hari perjalanan, kalian akan menemukan terminal. Di situ terdapat berbagai sarana transportasi seperti mobil, kapal, kereta api dan pesawat. Setiap kalian boleh memilih akan menaiki kendaraan mana saja tergantung kemampuan keuangan.”

Usai menerima perintah, kedua pelayan berangkat. Yang satu bahagia karena hanya membelanjakan sedikit uang , setibanya di stasiun yang dimaksud. Meskipun dia berbelanja sedikit, namun dia berhasil mendapatkan keuntungan perdagangan yang amat baik. Hal ini tentu akan menyenangkan hati sang raja yang menjadi tuannya. Modalnya kini telah berkembang dari satu menjadi seribu.

Sementara itu, pelayan yang satu lagi, yang lalai, bernasib malang. Ketika sampai di stasiun itu saja, dia telah menghabiskan 23 keping emasnya untuk berjudi dan bermain main. Hanya sekeping uang emas kini tersisa padanya.

Mengetahui kondisi itu, sahabatnya berkata “ Saudara, belanjakanlah sisa uang kamu itu untuk membeli tiket supaya kamu tidak berjalan kaki dan kelaparan dalam perjalanan yang panjang ini. Lagipula tuan kita pemurah dan penyayang. Mudah mudahan dia akan menunjukkan belas kasihan dan memaafkan kesalahan yang telah kamu lakukan.

“Jika kamu memiliki tiket tentu pihak maskapai penerbangan, tuan kita akan mengizinkan kamu menaiki pesawat terbang. Dengan pesawat terbang kita akan sampai tempat tujuan kita dalam waktu sehari. Jika tidak , kamu terpaksa pergi dalam keadaan lapar, berjalan kaki dan bersendirian di padang pasir selama dua bulan.”

Perhatikan, bagaimana jika orang tersebut tetap ingkar dan tidak mau membelanjakan uang emasnya yang tinggal sekeping itu untuk membeli tiket yang diperlukan. Bahkan jika ia memilih tetap menggunakannya untuk kemaksiatan demi kenikmatan yang sementara, maka orang yang paling bodoh sekalipun akan mengatakan betapa rugi dan malangnya si pelayan itu .

Sahabatku,

Sesungguhnya yang dimaksud dengan raja itu adalah Rabb dan Pencipta kita.

Salah seorang dari kedua pelayan yang bermusafir itu adalah orang yang beragama dan senantiasa menunaikan shalatnya dengan senang hati. Pelayan yang kedua adalah orang yang lalai dan tidak mau shalat.

24 keping emas itu adalah 24 jam usia dalam sehari.

Lading yang istimewa itu adalah syurga. Adapun stasiun itu adalah kubur. Perjalanan tadi adalah pejalanan manusia ke kubur, lalu menuju kebangkitan dan keabadian. Mereka akan menamatkan perjalanan yang panjang itu berdasarkan amal shaleh dan tingkatan ketakwaan masing masing. Sebagian ahli takwa mampu menyelesaikan satu perjalanan yang memakan waktu seribu tahun dalam waktu sehari seperti kilat. Sebagian yang lain pula mampu menamatkan jarak yang memakan waktu lima puluh ribu tahun dalam waktu sehari, seperti melesatya sebuah khayalan. Al Qur’an Yang Mulia mengisyaratkan hakikat ini dalam dua ayatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline