Mungkin, ini adalah salah satu perpisahan yang manis, dan aku masih mengingatnya hingga sekarang. Aku bersyukur bisa berkenalan dan pernah berbincang dengannya walaupun hanya semalam. Pertama aku bertemu di mushola PT, dia tersenyum dan aku pun membalasnya. Lumayan manis, batinku hehehe.
Sore hari aku keluar kosan jalan kaki untuk mencari makan malam di daerah outer Ringroud Kapuk Kamal Raya, dekat PT. Dan aku tak sengaja bertemu dengan nya lagi. Aku pun tersenyum kepadanya dan dia juga membalas sambil membunyikan klakson satriya fu nya ketika berpapasan denganku.
Haduh ketemu mas manis lagi batinku.
Dan ketika kita bertemu di PT, hanya saling lempar senyum tak berani menyapa sama sekali. Saling melirik ketika bel masuk berbunyi dan memandangi dari jauh karena kami kerja di bagian department yang berbeda. Sampai suatu hari.
Pada saat jam istirahat, aku memutuskan makan siang di PT. Antri dan ramai sekali. Aku berdiri sambil memegang piring dan iseng nulis-nulis pakai telunjuk di piring.
" Nanti dilap dulu atuh piringnya pakai tisu hehee," suara bass yang mengagetkan. Sontak aku pun menoleh dan agak terkejut karena ternyata itu adalah suara mas fu manis." Aku menamainya seperti itu hehee
" Nggeh mas," sahutku malu malu meong.
" Ooh, kamu Jawa toh Neng, kalau Aa mah Sunda"
" Nggeh mas, jawa Solo"
" Manggilnya Aa aja atuh, kalau mas itu berasa kaya udah bapak bapak hehee"
" Justru di Jawa, mas itu panggilan terhalus dan terhormat untuk saudara/teman laki-laki yang lebih tua atau dituakan"