Tahun ini merupakan tahun kedua, pemerintah membuka lowongan pekerjaan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di berbagai instansi. Hal ini merupakan oase bagi sebagian besar anggota masyarakat usia produktif di tengah ketatnya persaingan memperoleh pekerjaan.
Bagi sebagian anggota masyarakat Indonesia, menjadi seorang ASN merupakan idaman. Bukan hanya karena gajinya, namun mindset yang telah lama merekat di masyarakat, membuat ASN merupakan tolok ukur kesuksesan seseorang.
Bahkan di lini massa ada meme yang menggambarkan dengan kalimat "Menantu yang baik adalah seorang ASN" dan masih banyak tulisan yang serupa.
Rekrutmen ASN kini telah memasuki babak baru dengan mengenal sistem CAT (Computer Assisted Test) dalam rangka pemutakhiran sistem, meminimalisasi sistem rekrutmen yang kental dengan isu-isu kurang mengenakkan yang telah beredar di masyarakat selama ini.
ASN bak oase bagi masyarakat Indonesia, peluangnya kini terbuka luas. Lalu, apa saja yang perlu diperhatikan dalam menentukan diri untuk ikut dalam pola rekrutmen ASN kini? Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian.
Pertama, daya saing dan jumlah rekrutmen yang akan diambil. Misal, untuk 1 formasi hanya diambil 1-3 orang, lalu dengan pesaing ada lebih dari 80 orang. Dari gambaran tersebut, tentunya peminat ASN harus mengukur diri sesuai kemampuannya.
Kedua, tiap instansi memiliki kebijakan berbeda-beda dalam menjamin kesejahteraan para ASN-nya. Misal, di pemerintah kota DKI Jakarta, mengenal istilah Tunjangan Kinerja Daerah dengan pola besaran nilainya berjangka.
Di sisi lain, ada beberapa kementerian yang tidak mengenal istilah ini. Ini perlu menjadi perhatian bagi calon ASN apabila berminat mengikuti rekrutmennya.
Saat seseorang menentukan diri untuk mengikuti rekrutmen ASN juga harus mempertimbangkan perbandingan income selama ini saat bekerja dengan kelak yang akan diperoleh selama menjadi ASN nanti.
Contoh, orang yang telah lama bekerja di perusahaan swasta dengan gaji 5 juta dan memiliki beberapa tanggung jawab cicilan harus dapat berpikir bijak dan tahu benar, besaran yang diperoleh tidak akan lagi sama dengan tempatnya bekerja selama ini.
Bersyukurlah jika dapat bergabung ke dalam instansi pemerintah yang tidak memiliki perbedaan signifikan dalam memenuhi gaji ASN-nya. Ingat kembali bahwa tiap instansi pemerintah penyelenggara rekrutmen ASN memiliki keberagaman kebijakan.