Ramadhan - Ini adalah tulisan pertama penulis di Akun Kompasiana pada bulan suci Ramadhan 1440 H. Penulis sempat vakum dalam sebulan terakhir karena kesibukan pekerjaan. Pertama-tama penulis mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi kaum Muslimin, semoga pusa kali ini kita dapat meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Pada tulisan kali ini penulis hendak berbagiterkait kebaikan yang tidak perlu predikat. yang penulis maksud dengan predikat disini adalah julukan kebaikan yang kita terima, seperti "Bapak itu baik ya, setiap bulan membantu fakir miskin", karena penting bagi kita untuk mengathui motif sesungguhnya atas kebaikan yang kita berikan bukanlah hanya sekedar predikat "baik" yang kita peroleh di dunia.
Penulis pernah belajar terkait setoran dan tarikan kebaikan. Yang dimaksud dengan setoran kebaikan adalah, bagaimana kita memberikan kebaikan kepada semua insan dan hal tersebut akan menjadi saldo kebaikan bagi kita.
Contoh, senyuman, menolong orang yang terjatuh, bersedekah, memungut paku di tengah jalan dan lainnya. Kebaikan tersebut akan menjadi saldo yang tersimpan dan tidak akan hangus. Kok bisa menjadi saldo? lalu apakah saldo itu bisa dicairkan?
Kebaikan yang kita berikan tak kan hilang begitu saja, atau tercatat sebagai pahala untuk menemui Jannah (surga), kebaikan kita tersebut akan berbalas walau efeknya tidak langsung terasa.
Di sini ada tangan Allah yang turut serta menentukan kapan saldo dari setoran yang kita keluarkan itu akan cair. dan yang pasti jumlahnya pun tidak bisa kita prediksi, bisa saja kurang, pas, bahkan lebih.
Tapi penulis berkeyakinan saldo yang ada jumlahnya selalu lebih besar dari setoran yang kita lakukan. Kita tidak pernah sadar jika ada saja kemudahan dalam kita mengerjakan tugas kantor misalnya, hal tersebut adalah tarikan yang kita peroleh, atau ketika kita menunggu kendaraan umum yang tak kunjung datang, tiba-tiba ada rekan yang memberikan tumpangan. Jadi bukan berarti kita tidak boleh berharap akan timbal baik dari kebaikan yang kita buat, namun jangan sampai tujuan dari kebaikan yang kita lakukan hanya untuk memperoleh Predikat duniawi semata, sangat disayangkan apabila itu terjadi. Disini keikhlasan kita diuji bagaimana kita bisa berbicara dengan hati kecil agar kebaikan itu benar-benar menjadi nafas dalam tubuh kita.
Wallahulam. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H