Sepak Bola - Kalau bicara soal sepak bola indonesia pasti tidak ada habisnya, ada saja drama baru yang disajikan, perkelahian antar suporter, sampai mafia bola yang tak kunjung usai hingga saat ini.
Sepakbola Indonesia merupakan pasar judi yang sangat berpotensi mengingat banyaknya pertandingan yang disuguhkan sehingg membuka peluang bagi runner untuk melakukan segala cara agar bisa mengatur pertandingan demi uang.
Tak heran para elit berebut untuk menduduki posisi strategis di PSSI, bahkan kita disajikan dengan drama pengurus organisasi yang orangnya itu-itu saja. Terkadang malah membuat sebagian kalangan muak, seperti sudah tercipta lingkaran setan yang entah dimana ujungnya.
Efek dari semua itu adalah tiak terjadwalnya kompetisi liga dengan baik, ada Liga Indonesia yang belum selesai, dan harus mengalah dengan piala presiden. Kenapa dikatakan mengalah...? perhelatan Piala Presiden sebagai ajang pra musim terkesan dipaksakan sebelum pemilu 19 April 2019.
Sebagian suporter mengatakan hal ini erat kaitannya dengan pilpres, atau bahasa lainnya adalah pencitraan presiden dalam kontestasi politik untuk mendongkrak elektabilitas. Belum lagi tertundanya Piala Indonesia, Liga 1 pun belum jelas kapan kick off nya, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga.
Hal ini juga diperparah dengan agenda timnas yang juga berbenturan dengan kompetisi. Banyak pemain yang dilarang untuk bergabung dengan klub sehingga squad garuda kekurangan amunisi.
Contohnya Riko Simanjuntak di kubu Persija Jakarta yang tidak dilepas oleh klub karena ada kompetisi yang padat. So... Sangat erat kaitannya kemajuan timnas dengan carut marutnya jadwal dan tidak berkompeten nya jajaran elit PSSI dalam mengurus rumah besar sepakbola Indonesia.
Pertannyaannya, Kapan berubah...? []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H