Definisi anak usia dini yang dikemukan oleh NAEYC (National Assosiation Education for Young Chlidren) adalah sekelompok individu yang berada pada rentang usia antara 0 – 8 tahun. Anak usia dini merupakan sekelompok manusia yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.
Pada usia tersebut para ahli menyebutnya sebagai masa emas (Golden Age) yang hanya terjadi satu kali dalam perkembangan kehidupan manusia. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini perlu diarahkan pada fisik, kognitif, sosio emosional, bahasa, dan kreativitas yang seimbang sebagai peletak dasar yang tepat guna pembentukan pribadi yang utuh.
Pada masa ini merupakan masa emas atau golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang. Menurut berbagai penelitian di bidang neurologi terbukti bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk dalam kurun waktu 4 tahun pertama. Setelah anak berusia 8 tahun perkembangan otaknya mencapai 80% dan pada usia 18 tahun mencapai 100% (Slamet Suyanto, 2005: 6).
Sesuai dengan Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 14, upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak usia 0-6 tahun tersebut dilakukan melalui Pendidikan anak usia dini (PAUD). Pendidikan anak usia dini dapat dilaksanakan melalui pendidikan formal, nonformal dan informal.
Pendidikan anak usia dini jalur formal berbentuk taman kanak-kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini jalur nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), sedangkan PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan lingkungan seperti bina keluarga balita dan posyandu yang terintegrasi PAUD atau yang kita kenal dengan satuan PAUD sejenis (SPS).
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhrian dan minat siswa untuk menyampaikan materi. Gagne dan Briggs (1975) dalam arsyad (2013:4) mengatakan bahwa media pembelajaran mencangkup alat alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi bahan ajar.
Dari kedua pengertian tersebut, media merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran
Menurut Brunner dalam Mayke (2001: 104) mengatakan angka adalah simbol suatu bilangan. Belajar bilangan dari objek nyata perlu diberikan sebelum anak belajar angka. Oleh karena itu, pada saat kegiatan menghitung sebaiknya anak dilatih menghitung benda-benda nyata, setelah itu baru anak dilatih menghubungkan antara jumlah benda dengan symbol bilangan. Selanjutnya,
Menurut Conny (2008: 25) angka atau bilangan adalah lambang atau symbol yang merupakan suatu objek yang terdiri dari angka-angka. Sebagai contoh bilangan 10, dapat di tulis dengan dua buah angka (double digit) yaitu angka 1 dan angka0. Bilangan banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu unsur yangadadi dalam matematika adalah kemampuan membilang. Bilangan atau bisa disebut denganangka tidak terlepas dari matematika. Bilangan merupakan bagian dari hidupkita, setiap hari kita selalu menemukan angka atau bilangan kapan pun dan dimanapun.
Menurut Berlyne (dalam Santrock, 2007: 217) menggambarkan permainan sebagai sesuatu yang menarik dan menyenangkan karena memuaskan dorongan eksplorasi kita. Dorongan tersebut melibatkan rasa ingin tahu dan keinginan akan informasi tentang sesuatu yang baru dan tidak biasa.