Lihat ke Halaman Asli

Kenal Internet, Beli Online, dan Akhirnya Jualan Online

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13510594351987976576

Pada tahun 2003 saya mulai berkenalan dengan internet, semua bermula dari sebuah tabloid yang mengulas tentang e-commerce, di tabloid tersebut dikupas lengkap tentang prospek perdagangan dengan menggunakan internet, dengan contoh perusahaan e-commerce yang sudah cukup besar di Amerika, saat itu saya hanya menganggap e-commerce sulit berkembang di Indonesia, orangnya aja pada belum bisa internetan, gimana bisa berdagang? Saat itu yang lebih sering mengakses website luar negeri, yang tentunya konten kebanyakan  berbahasa Inggris, mungkin dulu memang situs lokal masih sangat jarang, biaya warnetpun masih sangat mahal, sejam saya harus membayar Rp. 12.000, itupun koneksi amit-amit leletnya, akan tetapi sejak saat itu saya aktif belajar tentang HTML, sebuah bahasa pemprograman yang banyak dipakai pada website hingga saat ini, tahun 2004 saya sukses mengupload website saya di Geocities, bukan main bangganya saya saat itu. Sejak saya bisa mengupload website di internet, saya menjadi produktif membuat website dan mengunggahnya ke internet, berkenalan dengan domain dan hosting berbayar, ngeblog, hingga akhirnya membuat toko online jualan batik di tahun 2008 dengan mengandalkan mesin Virtuemart, sayang saat itu saya masih merupakan penjual angin-anginan, barang terjual tapi saya malas-malasan untuk berbelanja lagi batik yang untuk dijual, toko online batik itu kandas tak sampai 4 bulan. Akhirnya pertengahan 2009 saya malah keasikan berbelanja di forum online seperti kaskus, sejak saat itu saya juga mulai menikmati enaknya berbelanja online, ada berbagai barang yang sudah saya beli dengan cara online, antara lain Baju, Buku, HP, Camcorder, Harddisk, hingga nomor cantik untuk HP, semuanya barang sesuai dengan keinginan meski terkadang ada sedikit masalah, namun saya berusaha meminimalisir resiko beli online, karena saya sudah cukup bisa membedakan mana penjual yang terjamin, dan mana penjual yang meragukan, kepekaan itu bisa muncul dengan sendirinya saat kita memahami seluk-beluk jual-beli online, dan bisa menakar mana yang bisa dimaklumi dan mana yang tidak bisa dimaklumi, meski terkadang saya tetap harus menyadari aktifitas jual beli selalu ada resiko, apalagi jika jarak jauh, namun kunci dalam mempercayai penjual adalah telusuri track recordnya, track record bisa disearch di internet dengan kata kunci "kecewa .... (penjual)" atau menelusuri riwayat penjual jika dia berjualan di forum atau sosial media, dan berapa lama dia berjualan, penipu biasanya tidak akan survive selama berjualan, akan timbul tenggelam (ganti-ganti username dsb) karena ketakutan dikejar yang ditipu dan tuntutan untuk menipu calon korban yang lain, jika penjual survive bertahun tahun dan konsisten menggunakan identitas yang sama maka penjual tersebut lebih bisa dipercaya. Dan setahun ini saya akhirnya dipercaya menjadi admin toko online sebuah perusahaan penerbit buku, disini saya memulai dari nol sistem penjualan online secara bertahap, mulai dari membangun website toko online, membuat program reseller, menyiapkan sistem B2B (Business to business) antara penerbit dengan retail secara online, hingga membangun sistem reseller dropship, tuntutan pekerjaan ini mengasah logika saya untuk selalu kreatif mencari peluang pasar, menemukan kendala, dan membuka cara agar kendala bisa diminimalisir. Tak jarang beberapa komplain masuk ke inbox, utamanya waktu awal-awal saya merintis toko online dulu, seperti barang yang terlambat datang, pengiriman yang tertukar dengan pembeli lain hingga salah alamat, namun saya selalu mencoba memperbaiki sistem agar yang pernah dikomplain pembeli dulu tidak pernah dikomplain lagi oleh pembeli selanjutnya, bahkan kini ada beberapa reseller di luar negeri yang sebelumnya tidak tergarap mampu saya jangkau, alhasil saya terpaksa juga mempelajari penjualan dari hulu hingga hilir, seperti shipping barang ke luar negeri dengan berbagai persyaratan pengiriman dan tarifnya. Satu hal yang biasa menjadi keraguan bagi konsumen untuk pertama kali berbelanja online adalah ketakutan akan keamanan melakukan pembayaran, tentu ini hal yang bisa dipahami, siapa juga yang mau duitnya hilang dan barang tak datang, itulah mengapa diperlukan jembatan pembayaran yang aman serta terpercaya, sistem pembayaran yang hanya melayani pembelian di merchant-merchant yang terverifikasi dengan jelas, sehingga pembeli bisa tahu kemana dia mengadu jika ada hal-hal yang mengecewakan, dengan meningkatnya kepercayaan oleh calon pembeli kepada penyedia sistem pembayaran yang aman, tentu akan berdampak signifikan bagi pengelola toko online, mereka akan berlomba untuk bisa lolos sebagai merchant di situs-situs pembayaran online, ke depan, akan semakin banyak orang berbelanja online, mengingat semakin banyak orang yang malas mampir ke toko buku karena mungkin harus bertemu macet dan parkir yang padat yang sangat menyita waktu, bisa jadi kedepan akan banyak minimarket, toko buku, toko baju, bahkan bengkel yang bisa diorder secara online, jadi kapan lagi kamu tidak mau membeli, menjual dan membayar secara online?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline