Stunting merupakan kondisi tubuh anak yang sangat pendek. Bukan hanya sekadar pendek, tetapi tinggi badannya tidak sesuai dengan tinggi badan yang sesuai dengan umur anak tersebut.
Riskesdas berkata di tahun 2013 bahwa anak dengan stunting itu sampai mencapai 37,2% loh jadi bisa dibayangkan bahwa anak dengan stunting ini juga merupakan keadaan yang genting di Indonesia.
Mengapa sih harus sepenting itu? Karena stunting ini berhubungan dengan kondisi kecukupan gizi yang diterima oleh anak. Jika anak kurang menerima gizi, maka dia akan mengalami penurunan dalam tumbuh kembangnya. Kalau sampai terganggu, maka bisaberakibat pada kemampuan berpikirnya dan mentalnya. Wah bisa separah itu ya...
Lalu ada nggak sih cara untuk mengurangi stunting?
Well, jika ditanya caranya itu ada banyak teman-teman. Salah satu cara yang bisa dilakukan dan bisa disebarluaskan adalah dengan promosi kesehatan.
Wait, promosi kesehatan? Apa itu?
Promosi kesehatan ini hampir sama dengan promo produk, yaitu dengan menyediakan informasi yang nantinya akan disampaikan, baik secara langsung atau pun tidak langsung kepada sasaran.
Promosi kesehatan bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya pembagian leaflet atau pun melakukan ceramah di depan sasaran secara langsung.
Karena pembahasannya mengenai stunting, maka materi yang pas untuk disampaikan dalam promosi kesehatan adalah stimulasi tumbuh kembang pada anak.
Stimulasi tumbuh kembang sendiri itu bisa dikatakan sebagai berbagai aktivitas yang dilakukan supaya anak itu bisa berkembang sesuai dengan umurnya.