Lihat ke Halaman Asli

Nadiya A.R Triswari

A full time mommy, teacher and student

Siswa Inklusi: Kami Juga Berhak Belajar di Sekolah Reguler

Diperbarui: 23 Oktober 2021   18:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Anak merupakan anugerah terbaik yang dititipkan Tuhan kepada umatnya. Maka, semua anak berhak untuk mendapatkan kasih sayang, perawatan, serta pendidikan yang terbaik, apapun kondisinya. Karena, setiap anak memiliki keunikannya masing-masing yang harus disyukuri. 

Begitu pula dengan anak-anak berkebutuhan khusus, mereka adalah anak-anak special yang dititipkan Tuhan dengan memiliki keluarbiasaan, baik fisik, mental-intelektual, social maupun emosional.

Tapi, sering sekali terjadi penolakan pada anak-anak berkebutuhan khusus ini, terutama saat mereka ingin mendapatkan pendidikan. Mereka sering sekali diabaikan oleh beberapa sekolah dengan alasan belum mampu untuk 'menghadapi' mereka. 

Hal ini membuat banyak orang tua yang memiliki anak-anak berkebutuhan khusus menjadi kebingungan untuk mencari sekolah untuk anak mereka. Sehingga, sebagian orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus sering kali menyekolahkan anaknya ke sekolah luar biasa (SLB). Hal ini terjadi karena metode pembelajaran SLB sudah dirancang untuk anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. 

Namun, SLB bukanlah satu-satunya pilihan sekolah bagi anak berkebutuhan khusus, lho. Anak-anak berkebutuhan khusus juga bisa menerima pendidikan di sekolah inklusi.

Apa itu sekolah inklusi? Sekolah inklusi adalah sekolah atau tempat dimana anak-anak berkebutuhan khusus dapat melaksanakan kegiatan belajar, bersama dengan anak regular lainnya. Namun, pada anak inklusi ini ada sedikit perbedaan, mereka harus didampingi oleh guru pendamping atau shadow teacher.

Sekolah inklusi ini diadakan oleh pemerintah, untuk memberikan hak kepada anak-anak berkebutuhan khusus untuk medapatkan pendidikan wajib selama 9 tahun. Hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah mengenai sekolah inklusi di Indonesia yang tertuang pada Permendikbud No.70 Tahun 2009, Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta didik yang memilikki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan Dan/Atau Bakat Istimewa.

Melalui Permendikbud ini, kita dapat mengetahui bahwa tujuan dari pendidikan anak inklusi  dihadirkan, untuk memberi pendidikan yang terbaik, serta memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi siswa atau peserta didik yang memiliki kelainan, baik fisik, mental, emosi, social, kecerdasan dan bakat-bakat istimewa lainnya.  Dan, pemerintah juga menyelenggarakan sekolah inklusi ini, guna menghargai mereka yang special, lho.

Menurut Hidayat (2010), beliau berpendapat bahwa kelas inklusi adalah kelas penggabungan atau kelas belajar yang digabungkan antar siswa normal (regular) dan siswa berkebutuhan khusus (inklusi) belajar bersama dalam satu kelas.

 Melalui pendapat diatas, dapat diakatakan bahwa pembelajaran di kelas inklusi tidak jauh berbeda dengan kelas regular lainnya. Hanya saja, pada kelas inklusi porsi belajarnya lebih fleksibel. Karena, guru pendamping harus menyesuaikan pembelajaran di dalam kelas (akademik) dan pembelajaran di luar kelas (non-akademik) sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa inklusinya.

Di sekolah inklusi, sisa berekebutuhan khusus akan mendapatkan beberapa manfaat sebagai berikut:

  • Siswa berkebutuhan khusus akan mendapatkan hak dan kewajiban yang sama dengan peserta didik regular lainnya di kelas.
  • Terdapat beberapa fasilitas yang diberikan untuk mengembangkan diri. Sehingga siswa mendapatkan fasilitas pendidikan secara akademik dan non-akademik yang biasanya melatih siswa untuk mengembangkan kemandirian mereka khususnya pada life skill.
  • Siswa juga akan mendaptkan dorongan rasa percaya diri.
  • Kesempatan untuk belajar dan menjalin persahabatan bersama teman sebaya. Karena siswa akan sering bertemu dengan teman-teman dikelasnya sehingga siswa akan memiliki persahabatan dengan teman sebayanya.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline