Krisis keuangan global pada 15 tahun yang lalu terjadi karena kurangnya koordinasi internasional yang responsife untuk menghadapi krisis dan regulasi sektor keuangan yang kurang accountable. Hal inilah yang memberikan dampak negative terhadap negara maju yang menyebabkan keterpurukan sektor keuangan dan juga berdampak pada sektor riil. Disisi lain adapun negara berkembang yang mendapat imbasnya juga dalam bidang investasi asing dan perdagangan. Hal ini lah yang membuat terbentuknya kelompok G-20 dari beberapa Negara pilihan.
Ditahun 2020, hadirnya COVID-19 menyebabkan krisis ekonomi secara global dan tidak hanya itu saja krisis rantai pasokan serta arus inflasi yang menyebabkan guncangan dalam perekonomian global. Dalam mengatasi permasalahan tesebut diperlukanya pemimmpin global yang kokoh dan juga tangguh. Hal ini selaras dengan prisip Indonesia yang menganut politik bebas aktif. Sejak G-20 di adakan, Indonesia andil dalam penyusunan kebijakan-kebijakan terkait pembangunan ekonomi dalam G-20.
Terlihat pada tahun 2010, gagasan inti yang berasal dari Indonesia menjadi landasan dalam Seoul Developmeny Consensus for Shared Growth dan telah di sepakati oleh Voting Power di IMF. Dengan ini Indonesia berupaya untuk merancang strategi percepatan yang biasa disebut qwickwins untuk mencapai hal-hal penting dalam G-20, seperti halnya perbaikan infrasruktur, perlindungan tenaga kerja, pengurangan hambatan tarif perdagangan dan beberapa kebjakan lainnya. Inilah yang menandakan Indonesia memiliki kontribusi besar dalam ekonomi politik internasional.
Indonesia sebagai salah satu negara yang kekuatan ekonominya berasal dari perdagangan, beberapa upaya yang dilakukan Indonesia untuk meningkatkan kapasitas perdagangannya seperti dengan mengurangi tingkat kemiskinan selain dengan meningkatkan daya saing di tengah liberalisasi ekonomi. Dengan ini Indonesia lebih meningkatkan produktivitas industri manufaktur untuk value-added
Indonesia sebagai negara yang memegang Presidensi G-20 pada tahun 2022 ini, dapat memberikan inspirasi kepada dunia untuk mempromosikan Demokrasi dan mempertahnkan pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Presidensi Indonesia harus bisa menjadi momentum untuk kebangkitan ekonomi dan perdagangan Indonesia ke tingkat yang lebih baik. Keuntungan nyata lainnya yang di dapat dari Presidensi ini seperti halnya warga asing yang memiliki daya tarik lebih terhadap Indonesia, dan beberapa pertimbangan baik suatu negara untuk berinvestasi di Indonesia.
Indonesia menjadi salah satu focus perhatian dunia bagi pelaku ekonomi dan juga keuangan. G20 2022 menjadi sarana baik untuk memperkenalkan pariwisata local dan produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional. Hal ini yang membuat, politik luar negeri Indonesia konsisten dalam menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif, yang mana Indonesia bebas menjalin kerjasama dengan negara manapun dan sekaligus tetap aktif dalam menciptakan perdamaian dan keamanan regional maupun internasional.
Kebijakan politik luar negri Indonesia telah disalurkan ke dalam G20 sebagai strategi Indonesial dalam mengupayakan menstabilkan perekonomian global. Hal ini dibuktikan dengan Presidensi Indonesia pada event Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali pada tanggal 16 November 2022 telah memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mendeklarasikan prinsip politik bebas aktif. Presiden Indonesia Joko Widodo yang memimpin jalanya event tersebut telah memberikan beberapa solusi dan komitmen berupa kerja sama ekonomi global untuk memperkuat multilateralisme, arsitektur keuangan, hingga kesehatan global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H