Lihat ke Halaman Asli

trisiwi genduk

Guru honor

Ikan Bakar Om Basit

Diperbarui: 25 Juni 2024   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Usai mengikuti AKGTK di MTsN 1 Kalianda, Rina, seorang guru kelas, bersama dengan Risyanti, guru Bahasa Indonesia, Rinda, guru Matematika, dan Genduk, guru Biologi, segera kembali ke Bandar Lampung. Perjalanan mereka melelahkan, dan mereka memutuskan untuk singgah di kedai ikan bakar legendaris di Lampung Selatan, yang dikenal dengan nama Ikan Bakar Om Basit.

Ully, yang mengajar Akuntansi, dan Rita, guru Bahasa Inggris, sudah lebih dulu sampai di kedai tersebut. Ketika Rina, Risyanti, Rinda, dan Genduk tiba, Ully dan Rita telah selesai makan dan sedang menikmati sisa-sisa hidangan mereka.

"Udah kelar makannya?" tanya Rina sambil tersenyum lelah.

"Iya, kita udah dari tadi. Ully yang mbayarin," jawab Rita sambil mengelap mulutnya dengan tisu. "Ikan bakar di sini memang terkenal, jadi kita nggak mau ketinggalan."

Kedai ikan bakar Om Basit terletak dekat dengan Pantai Pasir Putih. Tempatnya sederhana, tapi selalu penuh dengan pengunjung, terutama saat jam makan siang. Kedai ini menyajikan ikan bakar bekre dan ikan layang yang selalu segar dan dibakar langsung di tempat, sehingga masih hangat ketika disajikan. Sambalnya yang pedas dan nendang, ditambah dengan sayur asem dan lalapan yang bisa diambil sepuasnya, membuat pengalaman makan di sini begitu istimewa.

"Wow, sambalnya mantap banget!" seru Risyanti sambil mengangkat jempolnya setelah mencicipi sedikit.

"Makanannya segar dan bumbunya sederhana, pas banget sama ikan bakarnya," tambah Genduk.

"Harga juga terjangkau, nggak bikin kantong bolong," kata Rinda sambil tersenyum puas.

Kedai ini memang sederhana, tapi rasa makanannya luar biasa. Setiap orang yang datang ke daerah Kalianda dan tidak melalui jalan tol pasti disarankan untuk singgah di tempat ini. Suasana kedai yang sederhana, dengan lalapan yang bisa diambil sepuasnya, membuat pengalaman makan menjadi lebih akrab dan santai meski tempatnya terkadang penuh dan harus bergantian.

"Tempatnya memang sempit dan kadang panas, tapi makanannya juara," kata Ully sambil mengangguk setuju.

Mereka pun menikmati makan siang dengan gembira, bercanda dan berbagi cerita tentang pengalaman mereka selama di MTsN 1 Kalianda. Meski tempatnya sederhana dan mungkin kurang nyaman, namun makanan yang disajikan di kedai Ikan Bakar Om Basit berhasil mencuri hati mereka semua. Ketika akhirnya mereka selesai makan, perut kenyang dan hati senang, mereka merasa siap untuk melanjutkan perjalanan kembali ke Bandar Lampung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline