Lihat ke Halaman Asli

Akibat dari Gaya Hidup Mewah

Diperbarui: 10 Juli 2023   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Amsal  21:17 Orang yang suka bersenang-senang akan berkekurangan, orang yang gemar kepada minyak dan anggur tidak akan menjadi kaya.

Apakah ini berarti bahwa kita tidak boleh memiliki kesenangan? Tentu saja tidak. Kesenangan merupakan sebuah anugerah dari Tuhan buat kita.  Allah telah menyediakan segala sesuatu untuk kita nikmati (1 Timotius 6:17). Allah mengizinkan kita merasakan kenikmatan-kenikmatan indrawi secukupnya dan tidak berlebihan. 

Hanya sebatas anggur yang menyukakan hati manusia dan memberikan semangat kepada roh, dan minyak yang membuat muka berseri serta yang mempercantik wajah. Tetapi orang yang cinta akan hal-hal ini, yang hatinya terpaut padanya,  adalah seorang penurut hawa nafsu (2Tim. 3:4). Orang demikian tidak mau kalau segala sesuatu yang mengganggu kesenangan-kesenangannya, dihalangi

Namun, cara untuk menikmati kesenangan bukanlah dengan mencintainya atau mengejarnya seolah-olah itu adalah tujuan hidup kita. Orang yang memberikan seluruh hatinya dan seluruh waktunya untuk kesenangan sedang berada di jalan untuk menjadi miskin.  Rutherford, "Tentu saja semakin banyak seseorang meminum dunia, maka akan semakin memabukkannya."

Kitab Amsal mengidentifikasi sejumlah penyebab kemiskinan. Tentu saja, penyebab yang paling umum adalah kemalasan.  tetapi di sini diberikan alasan lain yang menyebabkan kemiskinan, yaitu kemewahan yang berlebihan atau pembelanjaan yang melebihi kemampuan seseorang untuk membayar.  Orang yang selalu hanya mengejar kesenangan akan berkekurangan dan mereka yang suka dengan pesta tidak akan menjadi kaya. Sebuah ironi yang dramatis, orang yang mengejar kesenangan hidup hanya akan kehilangan apa yang diinginkan dan dibutuhkan untuk hidup

Hukuman bagi si penurut hawa nafsu di dunia ini: ia akan berkekurangan. Sebab hawa nafsu tidak akan bisa terus dipelihara tanpa biaya yang besar. Dan sudah ada banyak contoh orang-orang menjadi berkekurangan dan hidup dengan mengandalkan pemberian orang lain karena sebelumnya mereka tidak bisa hidup tanpa makanan yang lezat-lezat dan bermacam-macam. Sudah banyak pesolek yang kemudian menjadi pengemis. Hati-hati....

Orang yang mengejar hikmat, akan menghindari untuk mengejar kesenangan yang berlebihan.. Amsal ini menentang gaya hidup orang yang suka bersenang-senang dan bermewah-mewah. 

Johannis Trisfant

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline