Lihat ke Halaman Asli

Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1 Pendidikan Guru Penggerak Model 4F

Diperbarui: 14 Januari 2024   10:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jurnal refleksi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pengembangan profesionalisme karena dapat mendorong guru untuk menghubungkan teori dengan praktik, serta mengembangkan keterampilan dalam menganalisis secara kritis suatu topik (Bain dkk, 1999).

Pada kesempatan ini saya akan menuliskan Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1 tentang Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Jurnal refleksi Dwi Mingguan adalah sebuah tulisan tentang Refleksi diri setelah saya mengikuti kegiatan Pendidikan di guru penggerak secara daring yang telah saya laksanakan dua minggu ini dan merupakan salah satu tugas yang harus dibuat oleh setiap calon guru penggerak. Jurnal Refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru dalam menerapkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis (Bain, dkk.: 1999).

Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway, yang mencakup: 1. Fact (Peristiwa), 2. Feeling (Perasaan), 3. Findings (Pembelajaran), dan 4. Future (Penerapan) (4F), yang diterjemahkan menjadi 4P (1. Peristiwa, 2. Perasaan, 3. Pembelajaran, dan 4. Penerapan)

1. Facts (Peristiwa)

Kegiatan CGP Angkatan 9 dimulai resmi pada tanggal 16 Agustus 2023 dengan pembukaan yang dilakukan oleh Kemendikbudristek, Bapak Nadiem Makarim, B.A., M.B.A., dan Dirjen GTK melalui platform zoom. Kegiatan ini diikuti oleh CGP Angkatan 9 dari seluruh Indonesia. Setelah pembukaan tersebut, kami mendapatkan penjelasan dari pelaksana kegiatan CGP yang berasal dari Balai Guru Penggerak tentang rangkaian kegiatan yang akan kami jalani serta materi yang akan dimuat dalam LMS. Kami memulai perjalanan kami dengan modul 1.1 yang akan diikuti dengan forum diskusi bersama fasilitator di ruang kolaborasi dengan teman-teman CGP dalam kelompok yang telah terbentuk.

Pada hari kamis, 31 Agustus kami diundang untuk mengikuti kegiatan Lokakarya Orientasi yang dilaksanakan secara daring melalui platform google meet, yang seharusnya kegiatan ini terjadwal pada tanggal 19-20 Agustus 2023, namun karena terkendala sesuatu hal akhirnya kegiatan lokakarya orientasi ini mundur dari jadwal yang seharusnya. Pada acara ini, kepala sekolah dan pengawas dari sekolah-sekolah CGP  ikut serta diundang dalam kegiatan lokakarya orientasi tersebut. Saya merasa senang karena kepala sekolah saya juga diundang dan beliau dapat memahami dengan lebih mendalam tentang Pendidikan Guru Penggerak, sehingga diharapkan dapat memberikan arahan dan dukungan kepada saya selama saya menjalani program Pendidikan Guru Penggerak ini. Dalam kegiatan tersebut, kami diarahkan untuk melakukan refleksi mengenai diri sendiri/posisi diri kami saat ini sebagai guru, mengevaluasi keterampilan yang sudah kami miliki, dan melakukan diskusi dengan kelompok kami untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam. Dengan bimbingan para pengajar praktik, kami melaksanakan kegiatan tersebut dengan antusias dan saling berbagi. Kami membuat kesepakatan kelas, menulis harapan dan kekhawatiran sebagai CGP melalui media jamboard. Kemudian kami membahas dan mendiskusikannya bersama-sama.

Selama kurang lebih dua minggu, kami belajar mandiri melalui LMS dengan merefleksikan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Kami juga mengikuti ruang kolaborasi dengan fasilitator, Ibu A. Ira Nugrohoningsih, di mana kami berbagi dan berdiskusi dengan teman-teman sejawat mengenai filosofi Ki Hajar Dewantara dan implementasinya di sekolah. Selanjutnya, kami diminta untuk membuat karya berupa demonstrasi kontekstual. Kemudian, pada hari Rabu, 30 Agustus 2023, kami mengikuti kegiatan elaborasi pemahaman modul 1.1. dipandu oleh Ibu Sri Restu Wahyuningsih melalui platform Google meet. Pada kesempatan ini, saya mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman dari instruktur dan teman-teman CGP lainnya. Instruktur memberikan pemahaman yang mendalam mengenai konsep Filosofi KHD dan penerapannya dalam konteks sosial budaya lokal.

2. Feelings (Perasaan)

Selama periode dua minggu sebagai peserta CGP, saya merasakan berbagai macam perasaan, seperti happy, excited, enthusiastic, worthit and other, yang selanjutnya muncul kekawatiran dari dalam diri saya, apakah saya mampu menyelesaikan Pendidikan CGP sampai selesai atau tidak, apalagi saat ini  kondisi kesehatan saya terganggu. Semua perasaan tersebut bercampur aduk dalam benak saya. Namun demikian saya tetap dengan tekad yang kuat untuk dapat menyelesaikan Program Guru Penggerak sampai selesai, meskipun saya juga memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas lain disekolah dan diluar sekolah yang memerlukan waktu yang cukup banyak. Namun, semua hambatan dan tantangan tersebut hanya memotivasi saya untuk belajar mencari solusi, meningkatkan kemampuan manajemen waktu, dan fokus pada kedua program yang sedang saya jalani.

Di awal-awal Pendidikan saya merasa santai karena tugas masih bisa santai karena mengerjakannya setelah mengajar. Tetapi ternyata semakin ke depan tugas-tugasnya semakin banyak dan saya harus pandai mengatur waktu supaya tugas-tugas saya tidak menumpuk, baik tugas sebagai CGP maupun tugas-tugas utama sebagai guru.

Saya merasa sangat senang karena pemahaman saya tentang hakikat pendidikan semakin berkembang melalui pembelajaran modul 1.1 dan penerapan filosofi dan pemikiran KHD dalam pembelajaran. Saya mulai mengubah mindset saya terkait peran saya sebagai guru, misalnya saya mulai merubah gaya mengajar saya yang sebelumnya lebih cenderung konvensional, menjadi lebih berpusat pada siswa (student center).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline