Lihat ke Halaman Asli

Bayang Bayang

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

BAYANG-BAYANG

joe_NcL

indah matamu menghambat laju suaraku

aku seakan terpatri pada dinding beton yang begitu kokoh

sekuat apapun ku berontak, sinar matamu melenyapkan semua tenagaku

wahai sosok tubuh yang begitu indah

apa kau tau begitu menderita diriku saat ini

bayang wajahmu yang begitu indah

seolah membawa tsunami, menghantam hati yang telah lama ditinggal sendiri

letusan api asmara tak dapat ku padamkan

garis cinta itu datang tanpa ku duga

begitu cepat menebas, menorehkan sakit yang begitu dalam

secepat matahari bersembunyi dalam pegunungan di ufuk barat

perjumpaan yang tak pernah lebih dari seperempat siang

memberi makna betapa kau adalah sang bidadari

yang tak mungkin dapat ku elakkan

mungkin di matamu aku adalah makhluk renta yang tak berdaya

karena pandang matamu, bagai tebasan pedang secepat sinar mentari menuju bumi

menghantam semua urat kakiku

membuatku tertunduk di depanmu

bukan tertunduk untuk kau perintah, tapi tertunduk pada eloknya parasmu

wahai bidadari yang menghiasi setiap mimpiku

hanya bayangmu yang tak bisa ku hapus secepat kau pergi bagai tak peduli

tapi aku yakin bila cinta itu tumbuh kau akan mengerti rasa ini hanya untukmu

kau yang telah mengubah cara pandangku

hanya keindahan yang bisa ku lukiskan

untukmu bidadari saat fajarku

matamu...

bibirmu...

hidungmu...

elok tubuhmu...

akan tetap menjadi mimpi indah dalam tidurku

sebagai bunga untuk setiap malam-malamku

wahai bidadari tak bernama

hanya untukmu selembar warna.....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline