Lihat ke Halaman Asli

Penaku Laylie

Aku Bernafas Maka Aku Ada - Tri Murti

Puisi: Sebut Saja Namanya Mawar

Diperbarui: 20 Maret 2023   01:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Udara dingin menerpa.
Selimuti raga gadis yang masih terjaga.
Memeluk malam tanpa banyak kata.
Sang mawar masih mewangi dalam takdir-Nya.

Di balik kamar bambu.
Sang mawar masih diam dan menunggu.
Seraya melihat jam dinding sebagai penanda waktu.
Mengamati dengan penuh kesadaran bahwa semua perihnya akan berlalu.

Sang mawar tersenyum merasakan bahagia.
Dirinya sadar bahwa kesempatan hidup masih diberikan Tuhan Sang Maha Cinta.
Walau butiran air mata yang hangat terkadang menghiasi ruang waktu yang tersedia.

Ketika malam beranjak sunyi.
Sang mawar kembali merenung tentang arti hidup ini.
Seraya menguatkan hati.
Bahwa jelmaan segala tampak mata yang datang menghampiri, adalah dualitas keadaan dalam kehidupan yang harus dijalani dan dipahami.


Ponorogo, Penaku Laylie
20/03/2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline