Lihat ke Halaman Asli

Kebahagian Itu Selalu Berada di Sekitar Kita

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Shela

Pagi tepat hari ulang tahunku, aku shela dan teman-temanku vita, vicha dan chaca. Hari ini hari terakhir kita sekolah yah hari ini hari dimana kita semua semakin dekat merahi mimpi-mimpi kita satu semester lagi shela dan teman-temannya akan masuk ke perguruan tinggi.

Vita “happy bday shela J asik kita mau kemana ne ”. Vita dan chaca “iya hayu kita mau kemana ne shel.” Shela “hayu kita ke café kakvira”.Vita , chaca “hayu kita kesana, naik mobil siapa shel?” naik mobil aku aja oh iya mana vicha? Kata shela. “masih ada kelas tadi katanya shel” kata vita. Chaca “ya udah hayu kita tunggu aja, ntar kita baru berangkat bareng-bareng , shel kamu bawa mobil apah?”. Shela “bawa, tadi mang udin nggak bisa nganter, nganterin mamah cha.” Yah udah, hayu kita ke kantin dulu nunggu vicha, kata vita. Hayu kata yang lainnya.

Setelah beberapa menit menunggu vicha, vicha pun terlihat menghampiri teman-temannya di kantin, beberapa menit mereka ngobrol-ngobrol mereka kemudian jalan menuju parkiran dan pergi ke café kak vira kakaknya shela.

Kak, mau nongkrong yah kak, kata shela, oh bareng sama teman-teman kamu shel, ajak ke atas aja nggak rame di atas kok, masuk yah santai aja kata kak vira.

Shela dan teman-temannya masuk dan menuju ke atas, tempat yang bisa mereka tempati ketika berada disini. Shel, kak vira makin cantik aja yah, hehehehhe kata chaca, hahahhahaha iy cha, kata shela.

Mereka ngobrol-ngobrol dan memesan makanan dan minuman, nggak berapa lama di dalam ruangan terdengar sunyi, teman-teman shela kaget ketika shela diam dan menangis. Chaca diam dan mendekati shela dengan bertanya, hei, kenapa kamu beb, kok nangis nanti cantiknya hilang loh. Shela hanya diam dan masih menangis, chaca bingung mau bagaimana. Vita duduk di sebelah shela dan merangkul shela dengan tidak berkata apapun, shela semakin menangis dengan keras, untungnya mereka berada di ruang atas yang jarang sekali ke atas, hari mulai malam, shela akhirnya diam dan dapat menenangkan diri. Chaca dan vicha bertanya “kamu kenapa shela? Cerita donk”. Shela diam dan melihat kedepan dan berkata malam ini indahnya suasana disini, lampu yang kita lihat membuat kita terpukai membuat kita terdiam seolah tidak ada yang berbicara. Chaca, shela kamu kenapa sayang?. Shela, hari ini hari ulang tahunku yang ke 17 dan hari ini hari terakhir aku bertemu dia. Vita bertanya, dia? Siapa sih shel?. Vicha berkata, apa yang salah dengan kamu dan rangga?

Shela diam dan hanya melihat keluar. Mereka berada di tempat yang paling atas di café yang dapat melihat indahnya kota ini. Shela terdiam cukup lama kemudian berkata, aku tak mengerti apa yang terjadi, apa yang salah denganku, apa aku terlalu menyia-nyiakan dia, apa aku terlalu cuek dengannya atau aku terlalu egois. Vita menghampiri shela dan memeluk shela sambil berkata, shel, kamu cantik, dia yang terlalu bodoh yang membiarkan kamu pergi dan melepaskan kamu shel, jangan kamu pikirin dia. Masih banyak yang bisa kamu dapatkan dari cowok-cowok lainnya.

Shela melepas pelukan vita dan berkata, vit, aku menyayanginyasambil meneteskan air matanya. Vita menghampiri shela, shel liat apa yang dia lakukan sama kamu sekarang, dia udah nggak sayang sama kamu, please shel jangan menyiksa diri kamu, hari ini kamu ulang tahun masak mau nangis gara-gara dia. Hayo donk shel, jangan nangis yah.

Chaca berdiri dan menghampiri temannya shel, lagian nanti kamu nggak akan ketemu dengan dia kan, kan kamu mau kuliah sebentar lagi. Kita mau kuliah shel kita mau mengejar mimpi-mimpi kita. Shel, ingat kamu bilang kamu mau buat rumah singgah untuk anak-anak yang kurang mampu anak-anak jalanan. Hayu kita wujudkan semua mimpi kita. Yah, senyum lagi yah J

Shela hanya tersenyum dan melihat kearah teman-temannya, ia berfikir, tuhan inikah persahabatan untukku, inikah cinta yang tulus untukku. Vita dan chaca pun memeluk shela sambil berkata gitu donk, kan cantik hehehehe, yak an vik. Vicha berkata iya shel, gini baru shela namanya cewe cantik di Sekolah Pertiwi sambil tertawa mencairkan suasana yang sepi dan hening.

Hari ini hari ulang tahun yang tak terlupakan oleh shela dan teman-temannya, hari ini semuanya bukan hanya kebahagiaan yang terjadi karena ulang tahun shela tapi kedekatan dan kebersamaan merka semua.

Malam ini shela dan teman-temannya nginap di rumah shela, mereka pergi pulang dengan kak vira, maklum udah kemaleman.

Kak vira, dek mau apa dari kakak? Shela berkata, nggak kak, nggak mau apa-apa mau jalan ke malay aja kak, sambil tertawa menggoda kakaknya. Kamu yah dek, nggak tapi minta. Iya nanti yah kita cari waktu libur kesananya.

Shela dan teman-temannya telah sampai dirumah shela, mereka kemudian masuk dan bertemu dengan mamah shela. Teman-teman shela ngobrol dengan mamah shela sebelum mereka kekamar shela. Shel, teman-teman kamu di tawarin makan yah, mamah habis buat cumi tuh, pada doyan nggak. Shela, udah pada makan mah di tempat kak vira tadi mah, kami langsung ke kamar yah mah. Ya udah kalau udah makan, jangan tidur pagi yah. Kan libur mah. Nggak bagus nak tidur pagi-pagi nanti kalian sakit. Kan besok libur bisa jalan-jalan temenin mamah yah mau beli baju buat tante pipit. Yah, mamah kan libur masak mau belanja mah, mau jalan bareng temen-temen aja yah mah, sama mang udin aja mah kalau nggak sama kak vira aja mah, yah mah. Kata shela.

Shela dan teman-temannya sudah berada di kamar shela. Chaca berkata, shel,ini kamar atau apa gede bener shel, sambil tertawa dan menggoda shela. Vita berkata, iya shel, kamu tidur sendiri? Nggak vit, biasanya sama kak vira di kamar kak vira. Chaca, vita, vicha “oh gitu yah shel, ini kamar emang gede banget yah shel, kamar kak vira segede ini vir”. Shela hanya tertawa mendengar perkataan teman-temannya. Biasanya shela yang sering menginap dirumah teman-temannya, karena di rumahnya terlalu sepi, shela paling sering menginap di rumah chaca sampai-sampai shela dekat dengan adik-adiknya.

Shela dan vicha pergi keluar untuk mandi, sedangkan vita dan chaca masih berada di kamar. Cha, pantes yah shela suka nginap di kamu, sepi banget disini, aku jadi serem deh, kalau tinggal disini gimana ceritanya yah. Chaca, huss kamu ya vit, semua orang selalu di beri kekurangan dan kelebihan vit, lebihnya kita berbeda-beda. Iya cha, maaf L, jangan marah. Vit, kata umi chaca, kita di ciptakan dengan berbeda-beda, banyak orang yang sederhana yang selalu dikarunia sebuah kebahagiaan, banyak orang miskin diberi kebahagian dan nggak banyak juga orang kaya juga seperti itu vi. Iya cha, tau, tapi nggak kelihatan yah kalau shela kesepian gitu. Iya vit, itu lebihnya shela vit, selain cantik dan kaya dia juga baik, udah ah jangan ngomongin temen. Iya cha, kan kita jarang-jarang kesini paling kita ke tempat café kak vira aja, pasti shela nggak mau kalau kita kerumahnya sambil tertawa. Iya vit, ini sekarang kamu udah taukan vit. Iya cha, makasih yah cha, aku seneng kita semua jadi makin dekat tinggal satu semester lagi yah cha kita masuk perguruan tinggi cha. Iya vi, kamu nggak mandi vit, mandi sana, yang di kamar kan kosong ntar baru chaca mandi, gentian males ke luar, nggak enak ni vit. Iya chaca kata vita.

Kemudian vita masuk ke kamar mandi, beberapa saat ketika vita masuk shela dan vicha sudah berada di kamar lagi, mereka masuk dan menghidupkan DVD dan menontonnya.

Kamu belum mandi cha? Tanya shela. Belum shel, nunggu vita nih, lama banget dianya. Ya udah yuk mandi di sebelah aja shela anterin ke sebelah dulu dari pada makin malem ntar sakit loh cha. Iya shel, yuk, udah nggak enak juga ni badan mau mandi. Vicha, sendiri dulu yah, mau nganterin chaca dulu yah. Iya shel. Tuh ada coklat dan susu di ambil aja yah vicha. Iya shela, tenang.

Shela pun mengantarkan chaca ke kamar sebelah, setelah itu shela kembali kekamar dan nonton dengan vicha. Saat shela dan vicha nonton kak vira datang kekamar dan langsung duduk di sebelah shela “ini ada kue, kata mamah buat kamu dan teman-temanmu dek”. Aduh kak buat kaget tiba-tiba udah di samping ih, horror deh kak, kata shela. Haduh kalian, makanya jangan nonton film horror jadi aja semua di bilang horror J. Iya deh kak, kata shela dan vicha. Eh iya kata mamah kalau laper nanti kebawah aja, oke. Siap kak,makasih kakak.

Setelah kak vira keluar dari kamar, vita baru selesai mandi dan membuat kaget shela dan vicha. Hei,, sambil memukul pundak mereka. Ahhhhhh,,,, vicha dan shela teriak ketika ada yang memukul pundak mereka, vita diam dan terduduk sambil merangkul kedua temannya, ih kalian kenapa, serem. Vita dan shela, haduh kirain apa vit, ternyata kamu.

Chaca masuk dan melihat temannya sedang duduk sambil menonton DVD yang baru saja mereka beli. Hai kalian, serius banget nontonnya kata chaca. Sini cha, serem deh filmnya, kata shela. Aduh masih aja yah nonton kayak gitu, awasloh ntar bener-bener muncul, kata chaca sambil tertawa.

Shela, vita dan vicha menonton sampai filmnya habis sedangkan chaca duduk di tempat tidur sambil membaca novel. Chaca berkata “shel banyak banget novelnya boleh minjem yah kapan-kapan shel”. Iya cha, boleh kok, ih udha jam 11 ntar mamah ke atas kita belum tidur bisa khotbah mamah sambil tertawa mengganggu temen-temennya. “hayu, ntar nggak enak ah kalau mamah shela ke atas kita masih pada belum tidur”kata chaca.

Shela dan teman-temannya akhirnya tidur, keesokan harinya shela dan teman-temanya lari pagi dengan keluarga shela. Shela dan vicha berlari sambil bercanda sedangkan chaca berlari kecil sambil melihat orang-orang yang sedang senam pagi dan vita melihat temen-temennya yang sibuk masing-masing. Vita kaget melihat sosok yang membuat hati temannya terluka berada di situ, iya rangga juga lari pagi di situ dan vita melihat rangga bersama dinda, temen sekelas vicha. Vita menarik tangan chaca dan menunjuk kea rah rangga, chaca dan vita terdiam, mereka bingung mau bagaimana, mereka terus berjalan dan mencoba agar shela tidak melihatnya. Vit, jangan bilang shela dulu yah, kasihan dia baru aja biasa senyum lagi, kata chaca. Iy cha, ih tu cowo yah, baru juga kemaren putusnya udah sama yang lain aja ih, kalau nggak ada shela udah aku samperin tu cowok cha, kata vita. Aduh vit, udah jangan marah-marah, biarin aja, kita sekarang buat shela bisa lupain dia, kasihan shela kalau masih berharap sama rangga vit, kata chaca. Setuju cha, kita cariin shela yang baru aja yu, kata vita. Haduh kamu yah vit, mana mau shela, kalau buat pelarian aja shela nggak akan mau vit, kata chaca. Ihh iya lupa, shela nggak akan mau yah,kata vita.

Selesai shela dan teman-temannya lari pagi mereka makan bubur dan duduk melihat orang berlalu lalang melewati jalan tersebut. Shela melihat tempat ini sudah hampir sepi dan ketika shela melihat ke kiri, shela kaget dan terdiam. Shela melihat rangga, melihat rangga sedang bersama perempuan lain, shela terdiam dan melihat sampai pandangannya sudah tidak dapat melihat rangga lagi. Seketika itu shela diam dan tak menyentuh makanannya. Chaca dan vita sibuk ngobrol membicarakan cowok yang tadi vita lihat, vicha melihat temannya mengobrol dengan seru sambil makan, vicha hanya mendengarkan mp3nya dari tadi. Ketika vita selesai bercerita mereka melihat shela hanya duduk bersandar tanpa berbicara sepatah katapun. Vita dan vicha kaget melihatnya dan bertanya “shel buburnya nggak enak yah, kok nggak di makan sih?” shela hanya menjawab “nggak laper hayu kita balik.”

Teman-temen shela bingung melihatnya dan langsung pergi kemobil untuk pulang, selama di perjalanan pulang shela tidak berkata apapun, shela hanya memutar musik dan focus kearah jalan. Vicha bingung, kenapa dengan shela, ia tidak berani bertanya takut shela akan nangis lagi. Sesampainya dirumah shela langsung keatas. Chaca dan vita diam dan berkata, mungkinkah, sambil saling bertatapan. Chaha berkata, vit, jangan-jangan. Vita dan chaca mengejar shela ke dalam, vicha yang tidak mengerti dengan teman-temannya hanya mengikuti mereka dari belakang dan berkata kenapa sih kalian kok lari-lari ngejar shela. Chaca dan vita berhenti , haduh,, lupa, jadi gini vicha, tadi pas kita lari kami lihat rangga. Terus kenapa kata vicha belum mengerti. Rangga sama dinda, temen sekelas kamu vicha. Vicha terkejut dan berkata apa???, chaca dan vita berlari keatas dan melihat shela. Vicha terdiam dan mengambil handphonenya kemudian menelpon dinda, tapi beberapa kali vicha menelepon taka da jawaban dari dinda, setelah mencoba beberapa kali vicha berjalan keatas dan melihat teman-temannya. Shela duduk di tepi tempat tidur sambil melihat keluar jendela, sedangkan chaca dn vita diam melihat shela di depan pintu. Vicha masuk dan merangkul shela, hei, kenapa main ke atas aja, capek shel, atau ngantuk kata vicha sambil tertawa dan menggoda shela. Shela diam hanya tersenyum tanpa mengeluarkan sepatah katapun.Chaca dn vita masih terdiam di depan pintu melihat dua temannya. Mereka melihat shela dan vicha sampai tidak sadar bahwa kak vira berada di belakang mereka. Kak vira bertanya, kenapa shela cha? Chaca menjawab “mmm,, mm,, itu kah,, ehh,, ” kenapa cha? kata kak vira. “hm,,, ehhh,,, itu kak,,,, rangga”. Kenapa rangga cha? “itu kak tadi,, ehh,,,,” aduh kamu cha kenapa sih, bilang aja, kak nggak ngerti ni, vit, kenapa rangga?. “hm,,,, gini kak,,, ehh,,, tadi,, emm,, kami liat rangga,, dia jalan sama cewek barunya kak” kata vita. Ya ampun kalian cuman mau bilang itu aja susah banget, terus shela kenapa? Kan udah putuskan, yah udah, kalian kenapa diam disini aja? kata ka vira. Chaca dan vita “bingung kak”, bingung kenapa kalian? tanya kak vira, bingung mau ngapain kak, takut nanti shela nangis lagi, kata chaca dan vita. Kalian jangan nanya shela kenapa hibur aja, ajak dia jalan keluar kalau kalian Tanya nanti dia makin inget dan nangis lagi, kata kak vira. iya kak, makasih kak, kata chaca. Chaca dan vita pun masuk dan merangkul kedua temannya sambil berkata hayu kita renang, liburan masa dirumah aja, lagian cuacanya enak ni, kata vita. Vicha menjawab, enak juga kayaknya tu, hayu kita jalan, yuk shel mau dirumah aja, nggak seru ni, ngapain dirumah aja shel?. Shela tersenyum dan berkata dengan suara yang kecil, ya. Chaca pun berkata dengan suara keras “asikk,,, kita lest go”. Vita dan vicha tertawa melihat ulang chaca, shela pun tersenyum melihatnya.

Hari ini kami menghabiskan hari di pantai bermain ombak dan berjemur dipantai, chaca membuat lelucon dan membuat semua temannya tertawa. Lama kelamaan shela pun ikut tertawa lepas, ikut menikmati hari liburnya, menikmati indahnya pantai hari ini. Mereka bermain dan bercanda, tanpa sadar mereka menjadi tontonan dan perhatian seseorang yang melihat mereka dari belakang. Saat vita duduk, vita melihat ada yang memperhatikan temannya, vita duduk dan memperhatikan cowok itu tubuh tinggi, putih menggunakan kaos putih. Vita diam memperhatikan. Vita berjalan kearah cowok itu dan berkata, hei kenapa ngeliatin teman aku kayak gitu? Cowok itu berkata, saya fey, kamu? Vita diam dan berkata, aku nanya kenapa kamu ngeliatin mereka kayak gitu. “nggak, cuman seru aja, kayak yang lagi senang gitu kaliannya” kata fey. Vita pergi dan berjalan dengan pelan, fey mengejar vita dan berkata, boleh gabung, kayaknya asik kalau main volinya berenam jadi rame kan.

Vita diam dan melihat kearah temannya, vicha melihat vita bersama seorang cowok. Vicha menghampiri vita dan berbisik, hei vit, siapa tu? Kata vicha. Vita berkata, itu dari tadi merhatiin kita aja. “oh,,, boleh juga buat shela tu, ajakin aja, biar rame kitanya” kata vicha. Vita terdiam dan melihat kearah shela kemudian menoleh ke vicha dan berkata oh iya yah, lupa. Vita berkata, ya udah hayu fey, katanya mau ikutan gabung, kenalin ini vicha sambil memperkenalkan vicha vita melihat kearah shela. Oh iya aku vita. Fey melambaikan tangan dan tersenyum kepada vicha.

Vita dan vicha berjalan menghampiri shela dan chaca di ikuti oleh fey, chaca memperhatikan temannya sambil bingung kenapa ada cowok. Shela hanya melihat temannya dan melihat ke pantai, vita pun memperkenalkan fey kepada chaca dan shela. Shela hanya melambai sambil tersenyum dan mengambil hp nya untuk mendengarkan musik. Vita dan vicha bengong melihat shela, kenapa malah jadi dengerin musik, vita melihat kearah vicha. Chaca yang tidak mengerti menghampiri temannya dan bertanya siapa sih, kok kalian jadi aneh gitu? Vita berkata, buat shela nggak kepikiran rangga lagi cha. Oh gitu, tapi shelanya cuek aja gimna tu, kata chaca. Itu dia chaca, sambil menjitak kepala chaca dengan pelan, haduh yang satu ini yah, kata vicha. Mereka hanya diam, fey duduk di sebelah shela sambil berkata hei, dengerin apa, kayaknya seru juga. Shela yang sedang mendengarkan musik tidak mendengarkan dan menghiraukan fey, hanya tersenyum dan memalingkan mukanya. Fey melihat pemandangan hari ini dan berkata, sayang yah pemandangan yang bagus gini, cuaca yang cerah gini banyak orang yang tidak terpukai dan memperhatikannya. Shela melihat fey dan tersenyum sambil berkata iya. Chaca, vita dan vicha hanya memperhatikan temannya dari belakang, mereka hanya berharap hati yang sakit itu semoga saja dapat terobati.

Fey bercanda dan bercerita kepada shela, shela lama kelamaan menanggapi ceritanya, terlihat mereka saling bercanda dan shela terlihat tertawa lepas. Fey membuat beberapa lelucon sehingga shela pun tertawa, fey memperhatikan shela ketika tertawa, dan berkata dalam hati, cantiknya kalau dia tertawa, shela yang tak tahan tertawa memanggil temannya, hei sini, dia lucu deh, bisa buat lelucon yang lucu banget, sini deh kalian. Chaca dan teman-temannya menghampiri mereka dan membawa minuman sambil mendengarkankan leluconan fey.

Hari semakin sore, tanpa sadar mereka menghabiskan hari ini di pantai, shela terlihat lebih ceria seperti biasanya. Fey mengubah shela bisa menjadi ceria kembali, chaca, vita dan vicha ter senyum melihat temannya bisa ceria kembali. Mereka tau mungkin shela tidak akan langsung melupakan rangga tapi setidaknya shela bisa kembali ceria, bisa tertawa, bercanda dan bercerita seperti biasanya. Vita berkata, di saat kita ada masalah shela pasti membuat kita tertawa dengan ceritanya yang kadang tidak masuk akal yang membuat kita tertawa dan kesal mendengarnya. Chaca dan vicha menganggukan kepala sambil berkata, iya J. Chaca pun berkata, itulah sahabat, selalu ada memberikan support kepada temannya baik itu duka atau suka, sambil merangkul vita dan vicha.

Sepanjang jalan shela kembali seperti biasanya, bawelnya candanya dan tawanya menghiasai perjalanan kami kembali pulang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline