Lihat ke Halaman Asli

Trina deswita

Pelajar SMAN 1 Padalarang , Purna Paskibraka Indonesia'18 KBB

Mohammad Yamin

Diperbarui: 1 Maret 2020   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mohammad Yamin merupakan sosok tokoh pahlawan nasional sekaligus budayawan dan aktivis hukum yang terkemuka di Indonesia. Ia lahir pada tanggal 23 agustus 1903 di Sawahlunto Sumatra barat.

Sosok Oesman Bagindo adalah ayah dari Mohammad Yamin. Ayah Mohammad yamin merupakan mantri koffeiepakhuismeerster atau bisa di sebut juga kopi. Selain menjadi mantri kopi , ayah dari Mohammad Yamin juga merupakan kepala adat di Minangkabau. Karena jabatan yang dimiliki ayah Mohammad Yamin cukup menjanjikan , hasilnya pada zaman tersebut ayah dari Mohammad Yamin mempunyai 5 istri. Oleh karena itu , Mohammad Yamin memiliki 15 saudara seayah dari 5 istri.

Mohammad Yamin menjalani pendidikan yang lengkap, setelah lulus dari sekolah melayu Mohammad Yamin melanjutkan pendidikannya di HIS (Hollands Indlandsce School). Setelah lulus dari HIS , Mohammad Yamin melanjutkan pendidikan di sekolah guru Bukittinggi. Selain menjalani pendidikan di tempat yang baru saja di sebutkan, Mohammad Yamin pernah menjalani pendidikan di sekolah pertanian dan peternakan di Bogor, tetapi sayangnya pendidikan di sekolah pertanian dan peternakan di bogor tersebut tidak selesai.

Sebagai pelajar yang hidup di zaman kolonial, Mohammad Yamin merupakan pelajar yang aktif dalam beberapa organisasi salah satunya yaitu ia pernah menjadi ketua Jong Sumatra Bond pada tahun 1926-1942. Mohammad Yamin pun sempat menjadi penasihat poetera. Ia hampir tidak pernah meninggalkan aktivitasnya dari berbagai macam organisasi yang ia jalani.
Setelah merdeka pun ia masih aktif dalam membangun negeri ini dan sejumlah jabatan penting pun pernah ia sandang. Ini menunjukkan bahwa betapa signifikannya sosok Mohammad Yamin yang berperan dalam perjalanan membangun bangsa ini. Sebagai pelajar yang menjalani pendidikan pada zaman kolonial yang pada saat itu Indonesia masih dijajah oleh belanda, tidak sedikit pelajar yang terpengaruhi oleh bangsa belanda dan membuat beberapa karya yang di dalamnya menggunakan bahasa belanda. Tetapi , Mohammad Yamin menjadi salah satu pelajar yang menghasilkan karya tulisannya dengan bahasa Melayu. Secara sadar ia mengangkat bahasa melayu dalam beberapa karya tulisannya seperti dalam majalah Jong Sumatranya. Ia sengaja menggunakan bahasa melayu sebagai alat untuk mempersatukan keanekaragaman budaya dan suku bangsa kita.
Bahasa melayu ia olah menjadi bahasa yang kreatif terbukti dari beberapa hasil karya tulis tangannya yaitu puisi yang berjudul 'Tanah Air'. Puisi ini diciptakan Mohammad Yamin di umurnya yang sangat terbilang muda yaitu pada saat ia berumur 17 tahun. Puisi itu ia cantumkan dalam majalah Jong Sumatra yang telah ia buat juga. Selain puisi yang berjudul Tanah Air ia pun tidak berhenti untuk berkarya , ia kembali menciptakan sebuah puisi yang berjudul Indonesia Tumpah Darahku yang ia ciptakan pada tanggal 26 oktober 1928 yang hampir bertepatan dengan hari sumpah pemuda. Dalam puisi keduanya ini ia menyampaikan kecintaanya terhadap bangsa ini yang mempunyai berbagai macam suku dan budaya.

Pada tahun 1926 Mohammad Yamin terpilih sebagai orang yang memperjuangkan bahasa melayu. Gagasan memperjuangkan bahasa persatuan tentu saja tidak ia hasilkan secara langsung, melalui berpikir yang panjang dan matang ia menghasilkan bahasa persatuan tersebut. Bahasa persatuan bukan merupakan sebutan semata, proses yang tidak mudah untuk menjadikan bahasa melayu yang tidak mudah di pahami menjadi di pahami banyak suku-suku di Indonesia menjadikan sebutan bahasa persatuan menjadi layak untuk menjadi sebutan dari kreatifnya Mohammad yamin dalam mengolah bahasa melayu.

Peranan dalam memajukan bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia diakui oleh para pakar sejarah, hampir semua buku buku tentang sumpah pemuda mencantumkan peranan yang dimainkannya dalam memperjuangkan bangsa ini. Sebagai aktivis hukum atau orang yang berjalan di bidang politikus Mohammad Yamin masih sempat membuahkan beberapa karya.
Pada tanggal 17 oktober 1962 Mohammad Yamin meninggal dunia di Jakarta dan di makamkan di tempat kediamannya yaitu di Sawahlunto tepatnya di Talawi.
Hal yang membuat saya takjub dan menjadikan inspirasi untuk saya yaitu, beliau sangat semangat dalam menjalani pendidikan sehingga ia mempunyai pendidikan yang lengkap dan beliau sangat aktif dalam berorganisasi yang tidak hanya satu organisasi saja yang beliau jalani , tetapi ia mampu bertanggung jawab dalam semua organisasi yang ia jalani. Selain itu juga beliau merupakan orang yang tidak mudah untuk terpengaruhi lingkungan, ia mampu menjadikan bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia atau di sebut bahasa persatuan yang pada saat itu ia menjadikan bahasa melayu sebagai bahasa persatuan pada zaman kolonial yang dimana Indonesia masih dijajah Belanda. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline