Lihat ke Halaman Asli

Trina deswita

Pelajar SMAN 1 Padalarang , Purna Paskibraka Indonesia'18 KBB

Kasih Sayang yang Menghalangi Jalan Terang

Diperbarui: 2 Februari 2020   17:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Hii namaku Ray aku terkenal dengan labilku dan aku satu satunya anak dalam keluarga kecilku bisa di bilang aku ini anak tunggal , aku mempunyai kisah hidup yang agak rumit sekali agak membingungkan harus seperti apa aku menjalani nya tetapi yang namanya hidup kita memang harus menjalaninya , kisah ini berawal dari aku kelas 9 smp pada saat itu kelas ku sedang jadwalnya untuk belajar bahasa indonesia tetapi lama aku dan teman temanku menunggu guru bahasa indonesianya datang , perwakilan teman teman ku menuju ke ruang guru smpku sambil mengecek apakah gurunya ada atau tidak , aku diam di kelas menunggu agak lama tetapi temanku yang perwakilan itu masih belum kembali juga , tiba tiba guru piket masuk ke kelas untuk memberitahukan bahwa guru bahasa indonesia tidak dapat mengajar untuk hari ini di karenakan sakit, maka dari itu kelas pu di berikan tugas untuk belajar di perpustakaan untuk baca membaca materi bahasa indonesia yang akan di bahas. 

Aku dan teman teman kelaspun pergi ke perpustakaan untuk melaksanakan tugas yang di berikan guru piket , kamipun mulai membaca dan membaca sambil di temani oleh pustakawan yang bernama bu khodijah ia pustakawan yang sangat baik sekali , ia merasakan bahwa kami sekalas merasakan bosan karena 90 menit kami harus di habiskan dengan terus membaca , aku melihat bu khodijah seperti akan melakukan sesuatu renacana , bu khodijah pun keluar dan tiba kembali ia membawa botol air mineral , ternyata dia ingin mengadakan permainan , seketika ia pun berdiri dan berbicara di depan teman teman kelasku melalui meja yang selalu di dudukinya ia berkata  " murid murid ibu tahu kalian bosan dengan belajar kali ini kelihatan dari muka kalian yang tidak ada sama sekali semangat membaca , untuk itu ibu akan mengadakan permainan estafet botol ini sambil menyanyikan sebuah lagu , apabila lagu beres dan botol itu berhenti di salah satu dari kalian , maka kalian harus berdiri dan mempaparkan bagaimana planning atau renacana kalian untuk masa depan , bagaimana setuju?" teman teman pun serontak setuju akan hal itu karena ya benar sekali kami merasa bosan dengan pembelajaran hari ini.

Awal nya aku setuju setuju saja karena aku yakin sekali aku tidak akan sampai berdiri dan memaparkan bagaimana rencanaku untuk masa depan, tenang nya aku berbuah menjadi sial karena saat permainan berjalan tiba tiba botol itu berhenti tepat di peganganku karena lagunya sudah habis , kemudian bu khodijah berkata "naaahhh kamu coba berdiri dan paparkan bagaimana perencanaan mu untuk masa depan" dan akupun berdiri sambil muka yang terlihat malu , aku orangnya kalo malu suka berkeringat jadi tentu saja disitu aku banjir keringat, lama sekali aku merancang kata kata untuk berbicara memaparkan planning masa depan ku karena aku masuk smp saja tidak sesuai kemauan ku , aku masuk smp ini karena pemikiran yasudahlah kemana saja yang penting sekolah tidak sama sekali mempunyai pemikiran untuk masuk ke smp yang paling favorit di tempat asalku.

Dengan wajah yang terlihat malu dan keringat bercucuran akupun tiba tiba sekilas mendengar teman ku yang merencanakan sesuatu apabila botol berhenti di tangannya , temanku terdengar berbicara "kalo saja botol itu berhenti tepat di posisiku aku akan berbicara dengan lantang aku ingin menjadi pemain sepak bola" , seketika akupun berbicara dan teman teman mulai melihat ke arahku "renacana saya untuk masa depan yaitu saya ingin menjadi pemain bola , karena pemain bola bisa mendapatkan uang dengan hobinya" akupun hanya berbiacara itu dan bu khodijah bertanya "sudahh tidak ada yang lain? kamu mau masuk sma kemana dan kuliah kemana dulu gitu?" akupun menjawab "eeeuuu saya bingung bu belum sempat kepikiran" bu khodijah pun hanya mengangguk dan aku kembali duduk sambil menenangkan diriku dan berpikir kenapa diri aku ini sama sekali tidak tahu apa apa nama sma terfavorit pun juga tak hafal nama universitas pun tak hafal mana yang terfavorit begitu malang diriku menyadari diriku sendiri , permainan berlanjut dan kemudian lagupun beres botol berhenti tepat di tangan teman yang duduk si sebelahku.

Hampir saja aku terkena lagi kalo terkena lagi hari ini akan menjadi hari yang paling sial yang pernah aku jalani , temanku pun berdiri dan mulai memaparkan pernacaan untuk masa depannya , begitu detail dan panjang sekali ia memaparkannya sampai sampai apabila ia tidak masuk di sma yang ia inginkan ia punya rencana lagi begitupun untuk kuliahnyan, aku heran dengan diriku mengapa tidak terlintas kata kata seperti itu dalam kepalaku padahal aku ingin sekali berbicara seperti itu supaya aku tidak lagi menjadi orang yang labil , jujur saja aku dulu berkeinginan untuk menjadi dokter tetapi aku berbicara pada saat tadi di tanya bu khodijah ingin menjadi pemain sepak bola , haduh terlihat sekali labil.

Tak terasa smp sudah menuju pengujung kelulusan dan aku tidak sama sekali terlintas mau masuk sma mana , guru pun mengadakan pendaftaran kolektif untuk ke sma sma tertentu dan membagikannya ke murid murid untuk siapa saja yang mau mengikuti maka ia harus menandatangan dinkertas tersebut , akupun menandatangan di dua sma terfavorit di daerah asalku , kemudian tiba lah saat kelulusan dan aku akhirnya di nyatakan lulus dari smp tersebut , aku mendapat kabar kalo aku di terima di salah satu sma terfavorit dan akhirnya aku memberitahu orang tuaku dan orang tuaku setuju setuju saja karena tidak terlalu jauh dari rumah dan gampang akan akses transportasi.

beres daftar dan sudah selesai semuanya tak terasa hari berlalu dan aku mulai memasuki masa pengenalan sekolah di sma panjang sekali dan seru sekali masa pengenalan sma tersebut banyak teman teman baru yang aku kenal , masa pengenalan pun akhirnya beres dan aku mulai memasuki tes psikotes , di tes psikotes ada pertanyaan yang sangat sulit bagiku dan apa ini aku tidak mengerti , pertanyaan tersebut adalah jurusan apa yang akan aku ambil disitu terdapat tiga pilihan yaitu MIPA,IPS dan BAHASA , aku yang terkenal dengan labilnya sangat bimbang mempertimbangan pilihan tersebut dan akhirnya aku bertanya pada teman baru sebangku ku "Kalo ini maksud nya apa ? biasanya orang milih yang mana? kalo kamu bakalan pilih yang mana?" ya ampun aku sangat gugup menanyakan hal itu pada teman baruku sehingga aku tidak bisa merangkai kata kata dan melontarkan banyaj pertanyaan dalam sekali bicara , tapi untungnya teman sebangku ku menjawab dan dia menunjukan inilah jurusan yang paling banyak di minati siswa siswi disini , dia menunjuk MIPA , aku tanpa ragu dan terpikirkan apapun aku langsung saja mencontreng jurusan MIPA. 

Lanjutlah aku mengisi psikotes yang disitu terdapat soal matematika yang banyak sekali dan alhasil banyak yang tidak aku isi aku hanya mengisi soal yang aku mengerti saja, hari itupun beres aku pulang dan kembali rebahan.Tak terasa esokpun sudah menyambut dan aku kembali harus ke sekolah yang belajar sesungguhnya belum di mulai , ternyata hari ini pengumanan hasil psikotes dan di terima di jurusan mana kita sesungguhnya dengan hasil tes psikotes tersebut , aku sangat yakin sekali akan di terima di MIPA karena nasibku selalu berujung baik selama ini , salah satu guru pun darang dan aku tidak mengenalinya , guru tersebut mulai memperkenalkan dirinya dan guru itu bernama bapak asep , dia sangat lucu dan piawai dalam berbicara di depan murid murid barunya, tiba tiba ada kakak kelas yang membawakan banyak amplop yang akan di umumkan oleh bapak asep yang isinya hasil psikotes dan jurusan yang menerimaku dari hasil psikotes yang aku isi , teman temanku banyak sekali yang di terima di jurusan mipa termasuk teman sebangku ku aku memberikannya ucapan selamat , tapi namaku tangkunjung di sebutkan dalam beberapa amplop pertama dan sampai akhirnya amplop yang di terima di jurusan mipa habis.

aku masih mengira "ahh amplopnya masih ada yang disimpan tuh masih agak lumayan banyak" bapak asep pun mulai membacakan amplop yang tersisa itu dan ternyata itu yang diterima di jurusan IPS tak lama kemudian namaku di sebutkan oleh bapak asep "Ray selamat yah kamu di terima di jurusan ips tepatnya kamu masuk di kelas IPS2" akupun hanya meng iya iyakan saja karena aku tak tahu apa apa dan seperti apa perbedaan jurusan IPS dan MIPA. Tak terasa aku mulai memasuki pembelajaran yang sebenarnya aku mulai dengan kelas dan teman baruku yang asing lagi bagiku , tetapi mereka sangat terbuka dan sangat seru untuk di ajak ngobrol dan kenalan , akrablah disitu aku dengan teman baruku , aku duduk dengan teman baru lagi namanya Hamdan dia sangat baik sekali dan orang nya terbuka , dia kocak dan jago juga menggambar.

Tibalah guru guru yang mengajar , tetapi tidak terlalu efektif karena masih masa pengenalan dan ya seperti biasa kami di suruh satu satu berdiri dan untunglah tidak untuk menyebutkan cita cita atau planning masa depan , hanya menyebutkan nama dan asal smp. hari terus berlanjut dan semakin  banyak teman yang akrab dengan ku sehingga aku akhirnya mulai menikmati masa masa sma dan mulai lupa dengan yang aku inginkan yaitu MIPA , tak terasa kenaikan kelas di depan mata aku mulai ujian dan ujian seperti biasanya dan aku menyukai salah satu pelajaran dalam jurusan IPS ini yaitu bahasa jepang , bahasa nya mudah sekali di ingat dan di mengerti dan unik juga , akupun mulai tertarik untuk mempelajarinya.

ternyata teman sebangku ku yaitu hamdan lebih jago dariku dia sangat lancar dalam mengucapkan kata kata dalam bahasa jepang dan sudah bisa menulis huruf huruf jepang.Ujian pun beres dan akhirnya aku mulai naik ke kelas 11 dan akupun jelas mempunyai wali kelas baru lagi , di kelas sebelas aku berfocus untuk belajar, hari terus berganti dan aku agak merasa aneh di kelas sebelas hampir semua guru guru mulai membicarakan kuliah dan akupun berpikir "aku akan bingung lagi kah untuk kali ini?" sungguh tidak terasa dari tahun ke tahun aku merasa baru kemarin aku di tanya planning untuk masa depan oleh bu khodijah di smp , teman teman pun sebagian sibuk membicarakan perkuliahan tapi aku pura pura tidak mendengarkannya karena aku sama sekali tidak peduli akan kemana aku nanti dan orang tua pun sepertinya jarang sekali mendukung anaknya untuk masuk ke suatu universitas , jangan kan universitas tetapi aku smp dan sma pun tidak pernah merasakan dukungan untuk harus dan masuk ke sma atau smp tersebut , akupun sama sekali tidak merasa di semangati sehingga akhirnya aku mulai tidak peduli dengan kuliah karena aku berfikir seperti itu , sekolahpun berlanjut dan obrolan perkuliahan di telingaku semakin parah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline