Lihat ke Halaman Asli

Tri Mulyati

senang berpikir dan menulis

Tersesat di Gunung Ciremai

Diperbarui: 23 Oktober 2022   06:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semilir angin siang hari ini terasa begitu indah. Aku tersenyum sendiri menikmati segala kata-kata yang bermunculan di pikiranku. Hari ini adalah hari yang sangat Aku tunggu-tunggu, acara puncak perekrutan calon anggota pecinta alam! ya, Aku Annisa merupakan salah satu dari sekian banyak siswa baru di sekolah ini yang memilih untuk bergabung dalam ekskul pecinta alam.  

Kenapa Aku tertarik untuk mengikuti ekskul ini padahal Aku adalah seorang perempuan? sedangkan yang lain memilih untuk mempercantik diri mereka dengan bergabung di ekskul tata rias, ada juga yang ingin eksis agar bisa selalu tampil jika ada pagelaran seni di sekolah dengan bergabung di ekskul menari, band, dan  karawitan. 

Ada juga bagi siswa-siswi yang merasa pintar ya ikut ekskul penelitian, klub-klub pelajaran, dan lainnya. tapi, Aku memang memilih bergabung di pecinta alam! ya, pecinta alam yang identik dengan penampilan gagah berani, bebas, berwibawa, dan tangguh.  Itu semua biasanya diminati laki-laki bukan? 

Tapi, ah masa bodo! toh pendaftar perempuan setidaknya bukan Aku saja. ku hitung ada lebih dari 20 orang perempuan dari 45 peserta yang mendaftar. Dan tentunya, semuanya murid baru yang  tidak Aku kenal benar.  Hanya ada beberapa yang sempat Aku lihat di sepanjang waktu sekolah, dan ternyata ada satu orang berasal dari kelasku, Ani namanya.

ada banyak tahapan dalam kegiatan perekrutan anggota pecinta alam ini. Di mulai dari penyeleksian berkas dengan mengumpulkan dokumen yang diminta. 

Lalu ada juga penyeleksian berupa kemampuan baris-berbaris, kemudian diberikan beberapa materi dari kakak Pembina kakak senior. Semua Aku ikuti dengan senang. Rasanya, menjadi anggota pecinta alam adalah impianku sedari dulu. 

Bagiku, berbaur dengan alam, bisa menikmati semilir angin dengan dedaunan yang bergoyang, serta kicauan suara burung juga gemericik aliran air dari sumber yang entah dimana ujungnya, membuatku merasa bahagia. Aku merasa bebas, tanpa merasakan beban dan kegaduhan, serta sibuknya rutinitas keseharian. 

Di alam tentunya Aku takan pernah mendengar teriakan mama yang selalu menyuruhku segera makan, atau merapikan kamar dan seisi rumah. Aku juga tak akan merasa bising dengan suara adik-adikku yang selalu berlarian keliling rumah, dengan mainan yang mereka senggol dan lempar!huft, rasanya sudah tidak sabar menjadi bagian dari anggota pecinta alam.

Dan, taraaaa....tibalah hari ini! tak sadar Aku tersenyum-senyum sendiri seperti orang yang sedang kegirangan. sampai-sampai, Ani yang duduk tak jauh dari tempatku ia menyenggol bahuku dengan bahunya. "hei, kenapa kamu senyum-senyum aja?" tanyanya padaku. "hehehe, ga apa-apa ko" jawabku sambil memberinya senyuman yang lebih lebar lagi. 

Aku melihat Ani hanya mengernyitkan dahi mendengar jawabanku. Aku mengerti, sepertinya Ani merasa penasaran, karena melihatku yang dari tadi tersenyum padahal kami tengah duduk bersila di hamparan lantai lapangan volly sekolah yang panas karena tersorot sinar matahari siang. 

Tiba-tiba kami merasa kaget, saat kakak senior kemudian menunjuk kami berdua. "hei kalian berdua, ayo berdiri! siap-siap ya kita akan segera berangkat!" teriaknya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline