Cilacap -- Mahasiswa KKN RDR UIN Walisongo Semarang kelompok 87 telah mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa Pelatihan Budidaya dan Strategi Pemasaran Jamur Tiram. Kegiatan ini diadakan untuk masyarakat RT 01/05 Parakan Kulon,Karangjengkol, kecamatan Kesugihan pada hari kamis (11/10).
Kegiatan ini bertujuan untuk membangun potensi masyarakat yang berada di Parakan Kulon, dimana beberapa masyarakatnya memiliki profesi sebagai tukang kayu sehingga limbah dari serbuk kayu dapat dimanfaatkan. Sebagaimana disampaikan oleh Alfan Aulawi selaku ketua panitia dalam sambutannya.
"Pelatihan ini diadakan untuk mengenalkan kepada masyarakat bagaiamana cara dan proses budidaya jamur dengan memanfaatkan limbah atau barang disekitar kita. Jamur memiliki nilai jual yang stabil di pasaran sehingga dapat menjadi salah satu alternatif untuk menambah pendapatan masyarakat". Tutur Alfan
Sementara itu bapak Wagiman yang merupakan ketua RT 01/05, sangat antusias dan memiliki niat yang tinggi untuk membuat tempat pengelolaan budidaya jamur tiram khususnya warga R 01/05. Besar harapan pelatihan ini dapat membuka pikiran masyarakat untuk memulai usaha., sekaligus juga dapat memperbaiki atau menambah kemajuan ekonomi di masyarakat.
Dalam sambutannya "Monggo, kepada ibu atau bapak yang hadir pada acara hari ini bisa memetik ilmu yang didapat dan dapat diterapkan. Semoga mahasiswa KKN dapat membantu semangat kita dalam kegiatan sehari-hari dan menggugah kita untuk membuka peluang usaha lebih besar"
Pelatihan ini kurang lebih dihadiri oleh 50 peserta yang terdiri dari warga RT 01, perwakilan RT 02 dan RT 03. Meski sempat hujan pada saat acara berlangsung, warga masih sangat antusias untuk mengikuti acara hingga akhir. Menurut salah satu warga, Gita Cahyani, acara ini sangat mengedukasi dan patut diapresiasi, kegiatan ini juga baik dan sangat membantu.
Ibu Maryam selaku narasumber pada acara ini, menjelaskan bahwa budidaya jamur tiram memiliki banyak peluang dan keuntungan. Ada beberapa alasan mengapa budidaya jamur tiram itu memiliki banyak keuntungan, salah satunya karena jamur tiram tidak mengenal musim, lalu bisa dibudidayakan pada lahan sempit.
"Siapapun juga dapat membudidayakan jamur tiram tidak harus orang miskin atau orang kaya. Karena bahan yang digunakan sangat murah dan mudah diperoleh." Ujarnya,
Tim KKN UIN Walisongo Semarang kelompok 87 berharap semoga pelatihan ini dapat menjadi salah satu moment penting kita berkontribusi pada masyarakat. Berbagi ilmu serta dapat terus menyambung silaturahmi kita pada masyarakat.
Penulis : Nanik Sasmita dan Tri Mulyaningsih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H