MENEMUKAN VISI SEORANG PENDAMPING SOSIAL
Alkisah, ada tiga orang guru SD. Guru pertama hanya sekedar menyampaikan materi. Guru kedua, selain menyampaikan materi, juga menginginkan agar muridnya menjadi pandai dan memiliki keterampilan tertentu. Sedangkan guru ketiga, tidak hanya sebatas mengajar dan muridnya menjadi pandai, akan tetapi berusaha menjadikan para muridnya memiliki budi pekerti yang luhur (akhlaqul karimah), bermanfaat bagi sesama, dapat menjadi teladan, dan mau mengajak manusia kepada kebaikan.
Guru pertama hanya sekedar menjalankan tugas. Selesai. Ia berharap kapan jam mengajar segera berakhir, segera pulang ke rumah, kapan ada tanggal merah, dan sebagainya. Guru kedua, akan berusaha agar para muridnya bisa memiliki nilai yang bagus, lulus ujian, punya rangking kelas atau prestasi. Sementara guru ketiga, ia punya kerangka berpikir yang lebih luas, cita-cita mulia, punya tujuan jangka panjang; jika dari sudut pandang Islam berorientasi kepada akhirat.
Pada dasarnya, seorang guru memiliki tupoksi yang sama, punya job description yang sama, juga memiliki hak dan kewajiban yang sama. Lantas apa yang membedakan antara guru yang satu dengan guru lainnya?
Demikian halnya bagi seorang Pendamping Sosial. Ia memiliki tupoksi yang sama, punya job description yang sama, juga memiliki hak dan kewajiban yang sama. Lantas apa yang membedakan antara Pendamping Sosial yang satu dengan Pendamping Sosial yang lainnya?
Mengapa Anda melakukan pertemuan kelompok (FDS)? Mengapa Anda melakukan pemberdayaan KPM dalam bidang ekonomi? Mengapa Anda mesti jujur terkait data dan pendataan? Mengapa kita tidak berani korupsi dana bantuan sosial? Dan sederet pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Ada sesuatu di kepala kita saat kita sedang menjalankan tugas (pekerjaan). Ada dorongan atau motivasi dalam setiap gerak dan langkah kita. Ada cita-cita dan tujuan yang hendak kita capai dalam setiap upaya kita.
Itulah yang kita sebut sebagai VISI.
Menurut KKBI, visi adalah 1) kemampuan untuk melihat pada inti persoalan; 2) pandangan atau wawasan ke depan; 3) kemampuan untuk merasakan sesuatu yang tidak tampak melalui kehalusan jiwa dan ketajaman penglihatan; 4) apa yang tampak dalam khayalan; 5) penglihatan; pengamatan.
Sedangkan dalam Islam, dapat dirumuskan lebih kurang visi seorang muslim adalah menjadi pribadi yang beriman yang teguh, berilmu yang luas, beramal saleh serta bertakwa untuk memeraih kebahagian dunia dan akhirat. Ayat-ayat berkaitan dengan visi salah satunya adalah pada surat Al-Baqarah ayat 201.