Lihat ke Halaman Asli

trimanto ngaderi

Penulis Lepas

Pertengkaran yang Membawa Kebaikan

Diperbarui: 15 Mei 2021   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

PERTENGKARAN YANG MEMBAWA KEBAIKAN

Membaca judul tulisan ini barangkali membuat para pembaca yang budiman menjadi bertanya-tanya. Adakah pertengkaran yang membawa kebaikan? Mungkinkah pertengkaran bisa membawa kemaslahatan?

Sejauh yang kita alami dan pahami bersama, sebuah pertengkaran atau konflik biasanya akan membawa keburukan, kemudharatan, bahkan kehancuran. Oleh karena itu, sedapat mungkin kita menghindari terjadinya sebuah pertengkaran.

Tapi bagaimana pun juga, pertengkaran mustahil kita hindari. Kita semua tahu, negeri kita negeri yang majemuk (heterogen), terdiri dari berbagai suku, ras, agama, kepercayaan, adat-istiadat yang berbeda-beda; sehingga berpotensi menimbulkan konflik. Jangankan di level Negara, di level keluarga pun, potensi pertengkaran sudah barang tentu ada.

semua orang tidak menginginkan terjadi pertengkaran, karena hanya akan membawa dampak buruk baik bagi yang menang maupun bagi yang kalah. Kebencian, permusuhan, putusnya persahabatan, pecahnya keluarga, dan seterusnya. Tapi jangan salah, tidak selamanya pertengkaran selalu membawa keburukan.

Jika kita mau melihat dari sudut pandang yang berbeda, adakalanya pertengkaran justru membawa kebaikan, kemajuan, dan perbaikan.  Penasaran?

Berikut beberapa contoh kasusnya:

1. Konflik antara Ali bin Abi Thalib ra dengan Muawiyah bin Abu Sufyan

Perseteruan berkepanjangan di antara kedua sahabat nabi tsb menyebabkan umat Islam terpecah menjadi dua kubu. Akibat dari konflik itu, sebagian dari pengikut Ali maupun Muawiyah ada yang berhijrah ke negeri lain, terusir/diusir, diasingkan, melarikan diri, dan sebagainya. Hingga sampailah mereka ke negeri-negeri yang jauh: Cina, India, Kaukasus, Asia Tengah, Afrika, hingga sampai pula di Kepulauan Nusantara. Di tempat yang baru, mereka menyebarkan agama Islam, mendirikan masjid dan sekolah, membuat pasar dan area perdagangan, dll.

2. Konflik internal di Kerjaaan Demak

Adanya persaingan dan perebutan kekuasaan di tahta Demak menyebabkan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa itu menjadi surut, hingga akhirnya pemerintahan berpindah ke arah selatan, yaitu Pajang. Pajang pun tak berumur lama hingga lahirlah kerajaan baru bernama Mataram, yang kelak menjadi kerajaan besar yang bisa menguasai hamper seluruh Pulau Jawa dan sebagian wilayah di seberang lautan. Dari sinilah, syiar Islam kian tersebar di seluruh pelosok Pulau Jawa, Madura, Sumatera, Kalimantan, dan seterusnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline